Datang ke Sintang, Andrinof Bawa Peluang Emas Kota Sungai

  • Whatsapp

LensaKalbar – Menteri Perencaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) periode 2014-2015, Andrinof A Chaniago hadir di Kabupaten Sintang. Memberikan kuliah umum (studium generale).

Di hadapan 500 peserta di Pendopo Bupati Sintang, Rabu (21/2), Andrinof mempresentasikan “Peluang Emas Kota Sungai”. Lengkap dengan gambar-gambar Kota Sungai di Asia dan Eropa.

Bacaan Lainnya

“Foto-foto ini bisa kita jadikan bahan inspirasi,” katanya.

Menurut Andrinof, yang terpenting dari pembangunan kawasan sungai ini, bukan membangun fisiknya.

“Pekerjaan rumah terbesarnya adalah membangun mental masyarakat,” ungkapnya.

Kalau mental masyarakatnya belum siap dengan budaya bersih dan ramah, tambah Andrinof, pembangunan fisik yang bagus pun akan sia-sia.

“Karena sulit untuk bertahan,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Perkotaan Perumahan dan Pemukiman Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti juga mempresentasikan bagaimana mewujudkan pembangunan Kabupaten Sintang yang berkelanjutan.

Sementara itu, Bupati Sintang, Jarot Winarno mengucapkan terima kasih atas kesediaan para narasumber untuk berbagi ilmu tentang bagaimana Kota Sintang ini seyogianya dikembangkan.

“Kita juga diberikan kajian awal tentangwaterfront city, ini sebagai dasar untuk kita membangun Sintang,” kata Jarot dalam kegiatan yang digelar Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Sintang tersebut.

Bertahun-tahun, kata Jarot, masyarakat Sintang memperlakukan sungai sebagai sumber kehidupan,

“Jadi peradaban ini yang mesti kita pertahankan. Karena banyak peradaban sungai di Indonesia yang hilang, seperti Sungai Ciliwung, Sungai Citarum. Kita perlu bersyukur di Sintang kita punya, kita jaga,” ajaknya.

Jarot mengungkapkan, titik peradaban sungai yang masih bertahan di Sintang, mulai dari yang dekat dengan kota, di Kecamatan Dedai hingga ke ujung sungai di Kecamatan Ambalau.

Kuliah umum ini, menurut Jarot, memiliki dua hal penting, yakni menjaga peradaban sungai, dan menjadikan Sintang sebagai pusat wisata berbasis sungai. Sesuai dengan temanya “Membangun waterfrontcity menuju Sintang sebagai pusat wisata dalam menjaga keberadaan kehidupan sungai”. (Dex)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *