LensaKalbar – Belakangan ini, intensitas hujan cukup tinggi. Beberapa ruas jalan di Ibu Kota Kabupaten Sintang terendam. Musibah semacam ini sudah menjadi langganan di Bumi Senentang.
Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, sangat gampangnya ruas jalan itu tenggelam di musim hujan, lantaran drainase di Kota Sintang masih belum maksimal.
“Ternyata drainase kota kita belum maksimal. Sehingga terjadi banjir di mana-mana. Tetapi ini akan menjadi pembelajaran buat kita,” kata Jarot, Rabu (7/2).
Titik banjir, ungkap Jarot, terdapat di mana-mana. Di antaranya di Jalan Ovang Oeray, Simpang Lima, Lintas Melawi, Jalan H Ismail, depan STIKES, dan berbagai tempat lainya.
“Kenapa banjir, karena drainasenya belum bagus. Mengapa drainasenya tidak bagus. Karena tidak gampang bikin drainase yang bagus. Tetapi harus kita mulai dari sekarang,” ucap Jarot.
Ia mengaku sudah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar standby untuk mengatasi berbagai persoalan yang kerap muncul pascabanjir.
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) juga sudah diperintahkannya untuk mengindentifikasi titik banjir serta mencari solusinya. Baik itu dengan membuat saluran-saluran maupun memperbaiki drainase.
Semua sudah sepakat, kata Jarot, pembangunan di Kabupaten Sintang mesti berkelanjutan dan berdampak positif bagi perekonomian, sosial dan lingkungan. “Nah, kondisi alam kadang-kadang menunjukan kita, bahwa pembangunan kita ini belum sempurna. Seperti persoalan drainase tadi,” jelasnya.
Selain itu, untuk kondisi di luar Kota Sintang jelas mengalami persoalan yang lebih komplek lagi. Pasalnya, hampir 80 persen kondisi jalannya masih berstruktur tanah.
“Otomatis kalau hujan dan banjir, pasti putus jalannya,” ujar Jarot. (Dex)