10 Kecamatan di Sintang Terdampak Banjir, Warga Diminta Waspada

  • Whatsapp
Banjir di ruas Jalan Mensiku Jaya, Kelurahan Ulak Jaya, Kecamatan Sintang

LensaKalbar – Banjir menerjang sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Barat. Tak terkecuali di Kabupaten Sintang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang mencatat 10 kecamatan terdampak banjir. Dan pada banjir di Kecamatan Serawai beberapa waktu lalu, kurang lebih 2 ribu kepala keluarga (KK) dan 5 ribu jiwa warga ikut terdampak, dan kerusakan yang terjadi pada fasilitas umum seperti tempat ibadah, jembatan, dan lainnya.

Senin (10/10/2022), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Tebelian juga telah mengkategorikan 13 titik desa dan kelurahan di Kecamatan Sintang terdampak banjir.

13 titik desa dan kelurahan itupun, yakni:

  • Desa Baning Kota
  • Desa Sungai Ana
  • Desa Tertung
  • Desa Mungguk Bantok
  • Desa Tebing Raya
  • Desa Lalang Baru
  • Desa Tanjung Klansam
  • Desa Teluk Klansam
  • Desa Anggah Jaya
  • Kelurahan Batu Lalau
  • Kelurahan Kapuas Kanan Hulu
  • Kelurahan Kapuas Kanan Hilir
  • Kelurahan Kapuas Kiri Hilir
  • Kelurahan Ulak Jaya
  • Kelurahan Kapuas Kiri Hulu
  • Kelurahan Menyubung Tengah
  • Kelurahan Mengkurai
  • Kelurahan Kedabang
  • Kelurahan Alai

“Ketinggian air mencapai 50 cm hingga 1 meter ke permukiman warga,” kata Kepala BPBD Sintang, Bernard Saragih, Senin (10/10/2022).

Adapun 10 kecamatan terdampak banjir akibat meluapnya air sungai ditambah intensitas hujan tinggi, ungkap Bernard,
Kecamatan Sintang, Serawai, Ketungau Hilir, Binjai Hulu, Dedai, Sepauk, Tempunak, Kelam Permai, Kayan Hilir, dan Ktungau Tengah.

“Tapi, ketungau tengah pasang air tidak terlalu besar. Untuk dalam Kota Sintang sendiri dari bantaran sungai ke darat sudah ada 25 meter atau 50 meter masuk ke daerah permukiman warga. Apalagi di Masuka ketinggian air sudah mencapai 1 meter,” ungkap Bernard Saragih.

Kendati demikian, lanjut Bernard, dari 10 kecamatan terdampak banjir tersebut, belum ada warga yang diungsikan. “Untuk penanggulangan pengungsian kita sudah koordinasi kepada semua camat, kepala desa untuk dapat menyiapkan tempat bagi warga terdampak. Tapi sampai hari ini belum ada laporan warga mengungsi,” tuturnya.

Bernard mengatakan, pihaknya saat ini terus memantau kebutuhan logistik di tiap kecamatan dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial.

“Memang di tiap kecamatan ada lumbung sosial. Tetapi terbatas. Makanya ini terus kita pantau sehingga dapat diambil langkah penanganannya,” kata Bernard.

Sebab Bernard memprediksi pasang air akan meningkat, lantaran curah hujan dengan intensitas tinggi masih terus terjadi beberapa hari kedepan. Karenanya, Pemerintah Kabupaten Sintang juga telah memperpanjang status siaga darurat Batingsor hingga 27 Oktober 2022 mendatang.

“Masyarakat kita minta tetap waspada dengan kondisi pasang air dan cuaca saat ini. Dan bersama-sama kita berdoa agar kondisi pasang air dan cuaca segera menurun, sehingga masyarakat dapat beraktivitas seperti biasanya,” pungkas Bernard Saragih.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Tebelian, Supriandi mengungkapkan, berdasarkan pantauan parameter cuaca diprakirakan terdapat potensi meningkatnya hujan disertai petir dan angin kencang di wilayah Kabupaten Sintang.

Dampak akibat potensi terjadinya hujan lebat itu, katanya, dapat terjadinya bencana hidrometeorologi (banjir, genangan, ataupun tanah longsor).

Karenanya, dia mengimbau pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terjadinya bencana hidrometeorologi khususnya di 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang ini. (Dex)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *