Beranda Mempawah Pantai Tanjung Burung Abrasi

Pantai Tanjung Burung Abrasi

Suasana pantai Tanjung Burung terlihat berkurang kawasan daratan akibat abrasi. (Istimewa)

LensaKalbar – Sejak dibuka dua tahun silam, diperkirakan 20 meter kawasan Pantai Tanjung Burung di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mempawah Hilir tergerus abrasi. Dampaknya, luas daratan di wilayah tersebut semakin berkurang. Masyarakat berharap pemerintah daerah segera memasang batu pemecah ombak.

“Pantai Tanjung Burung dibuka sejak dua tahun lalu. Dan sejak saat itu, kawasan yang terdampak abrasi sudah kurang lebih 20 meter. Kondisinya semakin parah dan mengkhawatirkan,” kata salah seorang pengelola Pantai Tanjung Burung, Awang Rendi Kurniawan, Kamis (17/2/2022).

Dia menyebut abrasi yang terjadi di Pantai Tanjung Burung sangat memprihatinkan. Misalnya, dia mencontohkan Desember lalu terjadi air pasang hingga naik ke jalan dan rumah-rumah warga.

“Dampak dari banjir tersebut memnyebabkan pengikisan tanah dan merusak kawasan Pantai Tanjung Burung. Sepanjang pantai dipenuhi lumpur,” tuturnya.

Terkait abrasi, Awang mengaku masyarakat setempat bekerjasama dengan Pemerintah Kelurahan Tanjung mendorong agar pemerintah daerah maupun pemprov membangun batu pemecah ombak. Fungsinya untuk menahan terjangan ombak guna meminimalisir dampak abrasi.

“Saat ini, kita masih menggunakan pola penanaman mangrove. Namun, hasilnya kurang maksimal. Sebab, ketika tanaman mangrove mulai tumbuh seketika hilang akibat abrasi. Maka lebih efektif jika menggunakan metode batu pemecah ombak,” pendapatnya.

Untuk itu, dia berharap Pemerintah Kabupaten Mempawah memandang serius persoalan abrasi di Pantai Tanjung Burung. Disamping mengantisipasi kerusakan alam, juga memelihara potensi objek wisata pantai yang ada di Kota Mempawah ini.

“Kita minta agar Pemerintah Kabupaten Mempawah memperhatikan keberadaan Pantai Tanjung Burung. Karena, pantai ini merupakan salah satu objek wisata yang cukup potensial jika dikelola dengan maksimal. Tantangan utamanya mengatasi abrasi pantai,” tegasnya.

Senada itu, warga setempat, Azwandi membenarkan dampak parah kerusakan akibat abrasi Pantai Tanjung Burung. Dia memperkirakan sedikit 2 kilometer daratan di kawasan itu telah tergerus abrasi.

“Sekitar tahun 1980-an, daerah ini dulunya lahan sawah dan kebun kelapa. Namun, sekarang sudah kurang lebih 2 kilometer daratan sudah hilang ditelan lautan. Jadi, dampak abrasi di kawasan Pantai Tanjung Burung sangat mengkhawatirkan,” katanya.

Pria yang akrab disapa Majid ini minta agar Pemerintah Kabupaten Mempawah segera melakukan langkah penanganan dan penanggulangan terhadap ancaman abrasi di kawasan itu. Sebab, dia khawatir dampak abrasi akan lebih buruk nantinya.

“Kita antisipasi agar kawasan ini tidak habis ditelan laut. Sekarang sudah terasa dampaknya, dan saya perkirakan dalam waktu 5-10 tahun kedepan kampung ini bisa hilang dan tenggelam. Nah, jangan sampai warga disini kehilangan kampung halamannya,” tegasnya.

Karena itu, dirinya berharap Pemerintah Kabupaten Mempawah, Pemprov Kalbar maupun pemerintah pusat agar memberikan skala prioritas pembangunan batu-batu pemecah omba di kawasan Pantai Tanjung Burung. Agar, dampak abrasi bisa diminimalisir semaksimal mungkin.

“Saat ini, pasang air laut di kawasan ini bisa setinggi setengah meter dan mencapai kerumah-rumah warga. Sehingga abrasi menjadi permasalahan serius dan ancaman nyata bagi kelangsungan hidup masyarakat di Kelurahan Tanjung,” pungkasnya. (LK1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here