LensaKalbar – Desa Nanga Toran, Kecamatan Kayan Hulu termasuk desa yang terisolir dan minim sentuhan tangan dari Pemerintah Kabupaten Sintang, Provinsi, dan Pemerintah Pusat (Pempus).
Segala fasilitas umum seperti, sarana pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, jembatan, listrik, dan sarana air bersih dinilai masih minim untuk dirasakan.
Olehkarenanya, masyarakat Desa Nanga Toran sangat berharap kepada Pemerintah Kabupaten Sintang agar berlaku secara adil dalam melakukan pembangunan fasilitas umum.
Contoh kecilnya ketersedian sarana listrik dan sarana air bersih, sejak dahulu kala tidak pernah ada solusi yang rill yang dapat dirasakan oleh masyarakat setempat.
“Dari dulu sampai sekarang kita tidak ada listrik yang disuplai dari PT. PLN Persero. Jadi kalau malam kita menggunakan mesin genset sebagai sarana penerangan,” kata Lidin warga Desa Nanga Toran, Minggu (4/11/2018).
Lidin berharap Pemerintah Kabupaten Sintang dapat menjawab dan mencarikan solusi terkait persoalan yang dihadapi Desa Nanga Toran, Kecamatan Kayan Hulu.
“Kita berharap listrik segera masuk, begitu juga dengan kondisi infrastruktur jalan dan jembatan agar dapat segera diperbaiki,” katanya.
Sementara, Kepala Desa Nanga Toran, Ali Belong mengatakan, bahwa wilayah yang dipimpinnya ini mengalami beberapa persoalan yang masih sangat signifikan. Terutama persoalan, kebutuhan akan air bersih, listrik, dan tempat pelayanan kesehatan.
“Masih minim untuk dirasakan,” ucapnya dihadapan Bupati Sintang saat kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gereja Kalimantan Evangelis.
Di Nanga Toran, kata Belong ada 298 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 1.078 jiwa. Hampir 80 persen menggantungkan hidup dengannya dengan sawit. Padahal, generasi muda yang lulusan S1 dan D3 sangat banyak, namun mereka belum mendapatkan pekerjaan.
“Kita harapkan pemerintah dapat mencari solusi mengenai lapangan pekerjaan bagi generasi muda kita. Sayang, potensi SDM ada, tetapi lapangan pekerjaan minim,” tutupnya. (Dex)