Beranda Parlemen DPRD Dorong Petani Sintang Manfaatkan Lahan Tidur

DPRD Dorong Petani Sintang Manfaatkan Lahan Tidur

Jefray Edward

LensaKalbar – Idealnya produktivitas padi pada tingkat nasional adalah 5 hingga 6 ton perhektar. Sementara di Sintang hanya mampu 2 hingga 3 ton perhektar. Kondisi inipun disebabkan oleh faktor malasnya para petani di Sintang untuk menfaatkan lahan dan menanam padi.

Padahal, potensi lahan perkebunan dan pertanian di Kabupaten Sintang mencapai 900 ribu hektar. Sementara yang baru dimanfaatkan sebagai lahan pertanian padi 7.700 hektar.

Olehkarenanya, Ketua DPRD Sintang, Jeffray Edward meminta petani di Sintang agar lebih aktif dan kreatif dalam memanfaatkan lahan sawah dan  menanam padi. Setidaknya, Sintang dapat swasembada pangan.

Begitu juga dengan instansi terkait, kata Jeffray, harus rutin memberikan pelatihan kepada petani di Sintang. “Paling tidak, kita bisa panen tiga kali dalam setahun,” kata Jeffray, Jumat (7/6/2019).

Lahan persawahan yang ada, kata Jeffray, jangan sampai tidak dimanfaatkan. “Kalau semuanya jadi tidur, kapan Sintang mau swasembada beras. Nah, kondisi ini tentunya menjadi perhatian kita semua, agar ke depannya lahan tidur menjadi lahan produktif,” tuturnya.

Karena itu, Jeffray mengimbau kepada petani di Sintang agar dapat memanfaatkan lahan yang ada. Terutama dapat menerapkan panen tiga kali dalam setahun, sehingga ketahanan pangan di Kabupaten Sintang dapat terjaga.

“Tentu hal tersebut juga harus dukungan penuh dari pemerintah daerah, agar dapat terwujud. Seperti memberi bantuan bibit, pupuk, pembasmi hama dan lain sebagainya,” kata Jeffray.

Kemudian, tambah Jeffray, harus ada suatu program pelatihan yang diberikan kepada petani, agar mereka dapat memahami bagaimana cara dapat menerapkan panen tiga kali dalam setahun dan juga bagaiaman cara agar padi tetap tumbuh dengan baik.

“Program-program seperti ini harus digalakan, selain memberikan bantuan kepada para kelompok tani. Mudahan ke depan apa yang kita harapkan untuk swasembada beras di Kabupaten Sintang ini dapat terwujud,” pungkasnya.

Sebelumnya, Bupati Sintang, Jarot Winarno tidak menampik bahwa ada beberapa desa yang sudah mampu melakukan panen tiga kali dalam setahun. Tetapi lebih banyak ditemukan desa yang masa panennya hanya satu hingga dua kali dalam setahun.

“Kondisi ini sangat kita sayangkan sekali. Tentunya ini akan menjadi PR kita bersama untuk mengatasi persoalan masa tanam padi kita di Sintang,” katanya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang, Veronica Ancili mengaku bahwa Desa Tawang Sari, Kecamatan Sepauk merupakan salah satu desa produksi beras di Sintang. Sebab desa tersebut memiliki luas lahan pertaniannya mencapai 190 hektar dengan masa tanam sebanyak dua kali dalam setahun.

“Tapi ada juga beberapa kelompok tani yang sudah mencoba tiga kali tanam dalam setahun. Untuk itu, Desa Tawang Sari disebut sebagai desa yang surplus hasil berasnya,” katanya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Sintang, tambah Veronica Ancili, bahwa ada 6  kelompok tani yang menjadi binaannya. “6 kelompok tani itu sudah diberikan bantuan berupa pompa air, alat tanam padi, dan alat panen padi guna mendukung produktivitas  dan peningkatan hasil pertanian mereka,” ungkapnya. (Dex)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here