
LensaKalbar – 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalbar diminta untuk mengaktifkan kembali tiga posko seperti, Posko Utama, Posko Pendamping, dan Posko Lapangan. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk siaga darurat dalam penanganan Karhutla tahun 2019.
Dengan adanya pembentukan tiga posko penangangan Karhutla tersebut, setidaknya dapat meminimalisir titik hotspot di wilayah Kalbar. Berdasarkan data BMKG, terpantau tiga titik hotspot. Tapi masih bisa ditanggulangi.
“Curah hujan masih terjadi di bulan Maret ini,” kata Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan memberikan sambutannya pada rapat siaga darurat penanganan Karhutla di Kantor Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar, Selasa (19/3/2019).
Musim kemarau, kata Ria Norsan, diprediksi terjadi di bulan Mei mendatang. Olehkarenanya, berbagai intansi yang terkait dalam Karhutla harus sudah disiapkan serta berkordinasi.
“Dipredeksi titik panas akan banyak di bulan Mei nanti, maka dari sekarang kita sudah persiapkan dan siaga daruratnya kita sudah sampaikan ke BNPB pusat. Apabila terjadi kabut asap dan Karhutla kita bisa minta datangkan bantuan dari Pemerintah Pusat untuk bersama-sama menaganinya,” katanya.
Nantinya, tambah Ria Norsan, BPBD Provinsi Kalbar bersama TNI-Polri, dan intansi terkait akan melakukan pemetaan desa yang dianggap rawan Karhutla. “Desa yang sering Karhutla diberikan pemahaman agar tidak membakar hutan dan lahan,”tutupnya. (Nrt/Hms)