LensaKalbar – Guna memajukan bangsa di tengah persaingan global yang semakin ketat, pelaksanaan program Revoluasi Mental sebagai salah satu bagian Nawacita Jokowi-JK, menjadi suatu keniscayaan.
“Revolusi mental adalah perubahan terhadap pola pikir dan mentalitas yang kuat kepada masyarakat untuk memajukan bangsa Indonesia,” jelas Henri Harapan, Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Sintang, Rabu (30/8).
Henri mengatakan, revolusi mental tersebut memiliki beberapa dimensi, di antaranya dimensi politik, ekonomi dan budaya.
“Dimensi politik terdiri atas nilai yang dapat dipercaya dan kewargaan, Sementara nilai untuk dimensi ekonomi adalah mandiri dan kreatif. Sedangkan nilai untuk dimensi budaya adalah saling menghargai dan gotong royong,” paparnya.
Setiap nilai tersebut, jelas Henri, akan dilihat dari dua sisi, yakni Atribut Vertikal yang dilakukan pemerintah, dan Atribut Horizontal yang dilakukan masyarakat.
“Nilai-nilai baru ini dihidupi oleh kedua pihak. Sehingga diperlukan adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Misalnya, untuk nilai dapat dipercaya, pemerintah harus membuat regulasi agar pada sisi masyarakat juga ada gerakan untuk membangun nilai tersebut di lingkungannya sendiri,” terang Henri.
Menurutnya, perguruan tinggi berperan penting untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tercermin pada nilai-nilai yang terdapat dalam Revoluasi Mental.
Sebab, jelas Henri, perguruan tinggi harus mampu menanamkan nilai-nilai dari Revolusi Mental kepada para mahasiswanya, baik dalam pendidikan di kelas, aktualisasi penelitian maupun agenda pengabdian kepada masyarakat.
“Maka dari itu, tantangan kita saat ini, bagaimana pemerintah daerah dan perguruan tinggi, saling bergotong-royong menyukseskan program Revolusi Mental, agar terbentuk karakter generasi muda bangsa yang berintegritas,” tutup Henri. (Dex)
