LensaKalbar – Peradaban Melayu harus tetap ada di Kabupaten Sintang. Olehkarenanya, setiap orang Melayu di Bumi Senentang ini wajib bersama-sama menjaga adat, budaya dan warisan leluhurnya.
“Adat dan Budaya Melayu wajib dikembangkan disesuaikan dengan perkembangan kekinian,” kata Bupati Sintang, Jarot Winarno ketika membuka Musyawarah Daerah (Musda) IV DPD Persatuan Forum Komunikasi Pemuda Melayu (PFKPM), di Istana Mukkaramah Kesultanan Sintang, Sabtu (28/4) malam.
Menurut Jarot, agar adat dan Budaya Melayu berkembang sesuai zaman kekinian, dapat dilakukan dengan helicopter view atau melihat suatu hal dari sisi yang lebih umum, seperti melihat dari helikopter yang sedang terbang.
“Sehingga ada aktualisasi adat dan budaya Melayu di masa kekinian,” terangnya.
Jarot mencontohkan, saat ini perkembangan digital sangat pesat sehingga zaman ini disebut sebagai era digital. “Coba kita sinkronkan dengan adat dan budaya Melayu kita. Sehingga peradaban Melayu tidak akan hilang ditelan zaman,” katanya.
Di era digital ini, tambah dia, jika ingin tumbuh besar, harus memperhatikan masyarakat sipil dan madani. “Nah ketika itu terjadi, maka di situlah akan kelihatan emas atau loyang puak Melayu. Apakah mereka bisa bekerjasama dan berdiri berdampingan dengan yang lain,” kata Jarot.
Di zaman sekarang, kehidupan ini ditentukan tiga faktor utama, yakni anak muda, perempuan dan warganet. “Sudahlah anak muda, netizen lagi semuanya kan,” ucap Jarot.
Olehkarenanya, Jarot berharap PFKPM menjadi organisasi yang mumpuni dan maju, dipimpin orang yang mempunyai visi yang bagus, tidak eksklusif, tetapi inklusif.
“Sehingga dapat bersama-sama elemen lain membangun bangsa dan negara kita ini,” jelasnya.
Tema Musda ini, kata Jarot, sangat bagus dan memiliki makna yang sangat dalam, yakni “Kita Wujudkan Solidaritas Puak Melayu yang Visioner”.
“Jadi, siapapun yang terpilih sebagai pimpinannya, tentunya harus menjaga solidaritas sesama Puak Melayu,” tutup Jarot. (Dex)