Disdikbud Sintang Dorong Guru Siap Hadapi Kurikulum Berbasis AI dan Coding
- calendar_month Sel, 20 Mei 2025
- comment 0 komentar

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sintang, Yustinus.
LensaKalbar – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sintang, Yustinus menegaskan pentingnya kesiapan guru-guru, khususnya generasi muda, dalam menghadapi perubahan kurikulum yang kini mulai menekankan pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan pemrograman (coding).
Menurut Yustinus, saat ini sekitar 30 hingga 40 persen tenaga pendidik di Kabupaten Sintang berasal dari kalangan muda. Kelompok ini dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan guna mendukung implementasi kurikulum berbasis digital yang semakin relevan dengan kebutuhan zaman.
“Mau tidak mau, kita harus siapkan guru-guru muda ini. Karena mereka inilah yang menjadi ujung tombak dalam menerapkan kurikulum AI dan coding,” ujar Yustinus saat ditemui LensaKalbar.co.id di ruang kerjanya, Jumat (16/5/2025).
Namun, Yustinus mengakui bahwa tantangan terbesar datang dari kalangan guru yang lebih senior, terutama yang berusia di atas 40 hingga 45 tahun. Menurutnya, sebagian dari mereka mulai menunjukkan kesulitan dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tuntutan kompetensi baru.
“Guru-guru kita yang sudah berusia di atas 45 tahun banyak yang mulai lemah dalam peningkatan pengetahuan dan kompetensi, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami di dinas pendidikan,” ungkap Yustinus.
Yustinus menekankan bahwa perubahan dan peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari individu guru itu sendiri. Sebab, tidak ada pilihan lain selain membuka diri terhadap perubahan dan bersedia untuk belajar kembali.
“Kalau kita ingin pendidikan yang berkualitas, maka kualitas guru juga harus baik. Dan itu semua tergantung dari kemauan kita sebagai tenaga pendidik, apakah kita mau berubah, mau belajar, atau tetap pada pola lama,” ujar Yustinus.
Selain itu, Yustinus menyampaikan bahwa kebijakan dan materi kurikulum apapun yang diterapkan oleh pemerintah tidak akan membawa hasil signifikan apabila para guru tidak memiliki semangat untuk berubah dan beradaptasi. Komitmen untuk berkembang menjadi kunci utama agar dunia pendidikan tidak tertinggal.
“Materi apapun, kurikulum apapun, kalau guru tidak mau berubah dan masih memakai pola lama, maka kita akan sulit maju,” tuturnya.
Meski demikian, Yustinus tetap optimis dan berharap keberadaan guru-guru muda bisa menjadi motor penggerak perubahan dan mampu memotivasi rekan-rekan yang lebih senior untuk ikut bergerak maju.
“Saya sangat berharap guru-guru muda ini bisa menjadi penyemangat. Mereka harus bisa membantu dan mendampingi teman-teman yang masih tertinggal, terutama dalam pembelajaran berbasis teknologi,” pungkas Yustinus. (Dex)
- Penulis: Zainuddin
Saat ini belum ada komentar