Di Tengah Wabah Covid-19, Malaysia Akan Deportasi 20 Ribu TKI
- calendar_month Sel, 31 Mar 2020
- comment 0 komentar

Ilustrasi (ist)
LensaKalbar – Dandim 1205/Stg, Letkol Inf Eko Bintara Saktiawan mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang berkembang saat ini, Malaysia rencananya akan mendeportasi 20.000 tenaga kerja indonesia (TKI).
Bahkan sejak 27 Maret 2020 lalu , tercatat 66 TKI yang dideportasi melalui PLBN Entikong.
“Kami terus melakukan patroli di sepanjang perbatasan. Seluruh jalur masuk di perbatasan sudah ditutup. Baik jalur resmi dan tidak resmi. Hanya Entikong yang masih buka karena ada pemulangan tenaga kerja kita,” ungkap Dandim saat menghadiri rapat koordinasi Tim Pemantauan Daerah Perbatasan dalam penanganan dan pencegahan virus Corona atau Covid-19 di Balai Pegodai, Selasa (31/3/2020).
Hingga saat ini, kata Dandim, pihaknya telah menutup akses pintu masuk resmi dan tidak resmi di kawasan perbatasan. Namun, yang menjadi kendalanya adalah kebutuhan sembako. Lantaran belum ada solusi konkrit dari pemerintah terkait ihwal tersebut.
“kita diperintahkan untuk menutup perbatasan tetapi kita tidak ada solusi untuk pasokan sembako di kawasan perbatasan. Karena kita semua tahu bahwa masyarakat di perbatasan selama ini mengandalkan kebutuhan sembako dari Malaysia. Jadi, ini harus menjadi perhatian kita bersama lah,” katanya.
Selain itu, Dandim mengaku bahwa pihaknya siap mendukung upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19 di wilayah kerjannya.
“Kami juga siap mendukung rencana Pemkab Sintang untuk melakukan droping sembako ke perbatasan,” katanya.
Kepala BPBD Sintang, Bernard Saragih mengatakan bahwa sejak 17 Maret 2020 saat gugus tugas Covid-19 dibentuk, pihaknya sudah monitor arus masuk orang di perbatasan.
“Hasilnya masih ada orang masuk dari Malaysia ke Indonesia melalui jalur tikus. Kami terus berkoordinasi dengan camat Ketungau Tengah dan Ketungau Hulu, karena tatus kita sudah KLB,” katanya.
Dengan begitu, kata dia, semua OPD harus bergerak sendiri untuk memutuskan penyebaran virus corona. “Kita juga berusaha menurunkan beban psikologis masyarakat dalam menghadapi virus corona yang secara otomatis meningkatkan daya tahan tubuh. Di Sintang, kita menyemprotkan tubuh manusia dengan kaporit dengan dosis tertentu, bukan dengan desinfektan. Desinfektan hanya kami gunakan untuk kendaraan dan fasilitas umum,” pungkasnya. (Dex)
- Penulis: Zainuddin
Saat ini belum ada komentar