LensaKalbar – Bupati Sintang, Jarot Winarno mengajak semua pihak untuk dapat menjaga dan melestarikan hutan di Bumi Senentang ini.
“Luar kawasan hutan kita bikin rimba/gupung. Mari kita jaga hutan. Jika kita jaga alam semesta, alam jaga kita,” kata Bupati Sintang, Jarot Winarno memberikan sambutannya pada penyerahan SK Bupati Sintang tentang penetapan rimba/gupung dan penandatanganan nota kesepahaman untuk kemitraan pengelolaan areal konservasi di Pendopo Bupati Sintang, Rabu (9/10/2024).
Dengan adanya penambahan 4 SK penetapan Rimba baru, total ada 27 rimba tersebar di sejumlah desa dengan luas seluruhnya mencapai 2.107,66 hektare.
Adapun rimba/gupung ditetapkan melalui keputusan Bupati Sintang di antaranya;
- Rimba Mensiku Lestari seluas 351,86 HA di Desa Mensiku Kecamatan Binjai Hulu
- Rimba Mosuang seluas 218,61 hektare di Desa Mensuang Kecamatan Ambalau
- Rimba Kalungtap seluas 93,176 hektare di Desa Betung Permai, Kecamatan Ketungau Hilir
- Rimba Pendam Tembawang Geruguk di Desa Kempas Raya Kecamatan Kayan Hilir.
“Sintang kami batasi, maksimal 200 ribu hektare untuk lahan sawit. Tidak boleh semua sawit. Sahang boleh, no sawit. Jagung boleh, sawit ndak boleh,” pungkas Bupati Jarot.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sintang, Igor Nugroho menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada berbagai pihak khusus kepada Kalfor Project yang telah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Sintang.
“Terima kasih juga kepada lembaga Teraju Indonesia yang telah melakukan pendampingan pada tiap desa dalam pengelola rimba/gupung hingga pada akhirnya dapat ditetapkan dengan keputusan bupati. Dan kepada pelaku usaha tentunya pimpinan perusahaan kami sampaikan terima kasih karena sudah konsen dan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan,” pungkas Igor Nugroho. (Dex)
