Di Mata Rekan Kerja, Purwanto Dikenal Sosok yang Baik dan Sopan
- calendar_month Sen, 24 Jun 2019
- comment 0 komentar

Camp MR 5 PT SNIP di Police Line Polres Sintang, Minggu (23/6/2019)
LensaKalbar – Purwanto (34) korban pembunuhan di Camp MR 5 PT SNIP, Desa Mensiku Jaya, Kecamatan Binjai Hulu merupakan sosok humoris di mata rekan kerjanya.
Dalam keseharian, ia merupakan seorang buruh panen buah sawit di PT SNIP. Ia bekerja begitu tekun. Turun kerja pukul 06.00 WIB, pulangnya pukul 17.00 WIB. Kesehariannya dihabiskan untuk bekerja.
“Korban ini sangat baik, humoris, dan sopan dengan teman-temannya. Itulah yang membuat kami sangat kehilangan dia,” kata rekan kerja korban, Anis saat ditemui Lensakalbar.co.id, di Camp MR 5 PT SNIP, Minggu (23/6/2019).
Korban, menurut Anis, baru terhitung kurang lebih dua bulan bekerja di PT SNIP. Kendati demikian, korban tidak pernah memiliki musuh. “Selama ini korban tidak ada musuh. Hubungan korban dengan kami sangat baik. Makanya kami juga kaget mendengar kabar kematian korban,” ujarnya.
Anis mengaku benar-benar tidak mengetahui ihwal korban dibunuh oleh pelakunya tersebut. Pasalnya tidak ditemui kejanggalan di Camp tempat korban tinggal.
Apalagi pukul 06.00 WIB, Anis mengaku telah berangkat kerja ke kebun sawit. “Tahu korban di bunuh setelah pulang untuk istirahat, lihat orang ramai kumpul di Camp korban,” katanya.
Sementara, pelaku pembunuh Purwanto di mata Anis adalah sosok pemalas. “Pelaku jarang masuk kerja. Lagi pula pelaku itu tidak ada tatak ramahnya dengan orang. Contoh kita menyapa pelaku. Buru-buru mau dijawab, melihat saja tidak,” ungkap Anis.
Sementara, Tedi yang juga rekan kerja korban di PT SNIP mengaku kehilangan sosok korban. “Sangat kehilangan. Biasanya sore dan malam lihat korban duduk di depan Camp-nya. Kini sudah tiada. Apalagi kalau korban lewat di depan Camp saya. Pasti selalu nanya sudah makan apa belum pak. Jujur korban adalah sosok yang sopan, baik, dan ramah,” katanya.
Seharusnya, kata Tedi, pelaku tidak membunuh korban. Apabila ada masalah seharusnya dibicarakan dengan baik – baik. Tidak juga harus di bunuh. “Soal isi mengisi air kan bisa di bicarakan. Tidak juga harus membunuhnya,” ungkap Tedi.
Tedi juga mengaku tidak mendengar apa-apa pada malam peristiwa pembunuhan itu terjadi. Semua terlihat dan terdengar seperti biasanya.
“Sama sekali tidak tahu. Mendengar suara korban minta tolong, atau pun pertengkaran antara korban dan pelaku juga tidak ada. Saya tahu korban di bunuh juga setelah pulang untuk istirahat, lihat orang sudah ramai berkumpul,” ceritanya.
Pasca peristiwa pembunuhan korban, Tedi dan rekan kerja lainnya mengaku was-was pergi kerja ke perkebunan sawit. Pasalnya takut di bunuh oleh pelaku.
“Kami was-was sekali ya, karena satu hari setelah korban di bunuh pelakunya belum tertangkap. Takutnya ada sembunyi di dalam kebun, lalu kita sedang kerja juga di goroknya. Tapi setelah mendengar kabar pelakunya sudah ditangkap kami legah dan tidak was-was lagi,” ungkapnya.
Olehkarenanya, Tedi mengucapkan terimakasihnya kepada pihak kepolisian yang sudah cepat menangkap pelaku. “Kita bersyukur pelaku sudah ditangkap. Karena kalau tidak, kami resah dan was-was mau turun kerja,” ucapnya.
Sebagai rekan kerja, Anis dan Tedi berharap pelaku pembunuh Purwanto dihukum sesuai dengan perbuatannya. “Pastinya kita minta dihukum sesuai perbuatannya. Kalau bisa seumur hidupnya membekam di penjara,” pungkasnya. (Dex)
- Penulis: Zainuddin
Saat ini belum ada komentar