LensaKalbar – Dinas Sosial berencana akan melakukan penertiban terhadap pengamen, gelandangan dan pengemis, anak punk serta orang gila. Hanya saja, tidak dalam waktu dekat ini.
“Rencana sih ada. Tapi blum dalam waktu dekat ini. Kita perlu rapat dan musyawarah dulu dengan instansi terkait,” kata Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi, Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosis (Dinsos) Kabupaten Sintang, Erniati, kemarin.
Penertiban, ungkap Erniati, pihaknya tetap melibatkan Satpol PP Sintang. Sebab mereka sebagai aparatur penegak perda. “Semua instansi terkait akan kita libatkan,” ujarnya.
Apabila ada gepeng dan pengamen terjaring penertiban, kata Erniati, pihaknya akan langsung memulangkan gepeng dan pengamen tersebut ke daerah asalnya.
“Kebanyakan dari mereka (gepeng-red) itu bukan asal warga Sintang. Tapi banyak dari luar Sintang,” ujarnya.
Sebelum dipulangkan ke daerah asalnya, tambah Erniati, pihaknya akan memberikan surat pernyataan. Isinya dari surat itupun menekankan bahwa mereka tidak diperbolehkan kembali di Sintang.
“Kita beri surat pernyataan dan ditandatangani di atas materai 6000,” ujarnya.
Apabila masih kembali ke Sintang, Erniati mengatakan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Sosial tempat asalnya mereka tinggal. “Kita akan minta Dinsos setempat menjemput warganya. Karena untuk pemulangan, kita punya dana yang sangat terbatas,” tuturnya.
Sebelumnya, Satpol PP Sintang memastikan akan melakukan penertiban terhadap pengamen, gelandangan dan pengemis (Gepeng), anak punk, dan orang gila. Tetapi, mesti berkoordinasi dulu dengan Dinas Sosial Sintang.
“Bakal kita tertibkan. Tapi kita koordinasi dulu dengan Dinsos Sintang. Sehingga mereka dapat dilakukan pembinaan dan atau dipulangkan ke kota asalnya,” kata Kasat Satpol PP dan Damkar Sintang, Martin Nandung ditemui Lensakalbar.com diruang kerjanya, Rabu (24/1/2019).
Martin mengaku keberadaan pengamen, gepeng, anak punk, dan bahkan orang gila sudah sering kalinya ditertibkan. Rata-rata mereka berasal dari luar Sintang.
“Pernah kita temukan dulu, ada yang berasal dari Kota Singkawang, Sambas, dan Mempawah. Ada juga yang dari Sintang. Tetapi kita kembalikan ke keluarganya masing-masing,” ungkapnya. (Dex)