
LensaKalbar – Wakil Ketua Komisi V DPR-RI, Lasarus menilai, masih banyak kekurangan Bandar Udara (Bandara) Tebelian Kabupaten Sintang. Di antaranya, tower pemantau, panjang runway, tempat parkir pesawat, dan jalan masuk.
Ia menyampaikan hal tersebut ketika meninjau langsung Bandara Tebelian Sintang bersama rombongan Komisi V DPR-RI, Selasa (1/5).
Untuk tower pemantau, kata Lasarus, kewenangannya di AirNav dan mesti diciptakan secara khusus. Sebab untuk membangunnya tidak bisa menggunakan dana APBN.
Sementara untuk tempat parkir pesawat, lanjut dia, juga masih kurang dan mesti diperluas lagi. “Sekarang lebarnya 60 bisa kita jadikan lebar 90 meter,” kata Lasarus.
Begitu juga dengan panjang runway, harus dikejar hingga ke posisi 2000 meter. “Kalau sekarang posisi panjang runway masih 1600 menuju ke 1800 meter. Kalau panjang runway sudah mencapai ke posisi 2000, Boeing 737 seri 500 milik NamAir bisa masuk. Jadi masyarakat kita bisa berpergian langsung,” ungkap Lasarus.
Ia juga mengingatkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang untuk segera menindaklanjuti persoalan pembebasan lahan BandaraTebelian.
“Kita ingin pengembangan Bandara ke depannya tidak menemukan kendala soal lahan,” harap Lasarus.
Banyak masalah Bandara di Indonesia, ungkap Lasarus, karena keterbatasan lahan. “Maka Saya minta dengan Pak Bupati, secepatnya ditindaklanjuti, mumpung harganya masih belum terlalu mahal. Kalau sepuluh tahun ke depan, pasti akan timbul persoalan baru terkait pembebasan lahan,” katanya.
Di tempat yang sama, Bupati Sintang, Jarot Winarno sependapat dengannya terkait penambahan panjang runway. Jika dilihat dari masterplan, panjangnya 2.400 Meter.
“Kita akan upayakan panjang runway di posisi 2.250 Meter. Sehingga Boeing jenis kecil seri 500, bisa masuk di Bandara Tebelian ini,” kata Jarot. (Dex)