Jadilah Penggerak Utama Tangkal Hoaks dan Pemilih Cerdas 2019
- calendar_month Ming, 7 Apr 2019
- comment 0 komentar

Gubernur Kalbar menghadiri serasehan daerah dari Forum Koordinasi BEM Kalbar (FKBK), Sabtu (6/4/2019)
LensaKalbar – Mahasiswa diharapkan menjadi penggerak pemilih cerdas pada Pemilu 2019 dan menangkal hoaks.
“Mahasiswa harus jadi motor (Penggerak,red). Jangan ikut-ikutan orang, tapi harus menjadi pemilih cerdas dan menganalisa setiap isu serta hoaks yang dikembangkan di dunia politik,” ungkap Gubernur Kalbar usai menghadiri serasehan daerah dari Forum Koordinasi BEM Kalbar (FKBK), Sabtu (6/4/2019).
Untuk melihat hoaks tidaknya, Sutarmidji mengajak mahasiswa untuk cerdas dalam memilih calon anggota legislatif (Caleg). “Mahasiswa itu harus jadi pemilih yang cerdas dan rasional, kalau untuk menghindari hoaks itu gampang aja, kita seksama dari visi misi baik itu caleg maupun presiden, rasional tidak dengan visi misinya itu dan bisa di implementasikan atau tidak, itu saja kuncinya,” saran Gubernur Kalbar.
Selain itu, Sutarmidji meminta masyarakat dan mahasiswa tidak terpancing akan isu-isu hoaks yang beredar saat ini. Sebelum menerima informasi yang belum tentu kebenarannya, diharapkan agar dianiasi terlebih dahulu, sehingga tidak menjadi hoaks.
“Kalo sekarangkan tidak rasional, contohnya hoaks yang ada saat ini bapak jokowi di isukan hoaks jika terpilih lagi adzan itu bakal dilarang, logikanya dimana sedangkan bapak Jokowi itu sudah memimpin 4,5 tahun ada ngak dilarang saat dia memimpin, tidak ada kan. Itu termasuk salah satu hoaks dan tidak masuk akal. Begitu juga dengan bapak Pabowo sebagai pendukung khilafah dan itu tidak mungkin terjadi, karena Indonesia ideologinya adalah Pancasila,” jelasnya.
Isu hoaks seperti itu, sambung Midji, yang dijadikan sebagai isu yang dibawa dalam kampanye dan menjadikan visi misi yang tidak rasional dan tidak akan mencerdaskan masyarakat. Dampaknya politik tidak mengalami kemajuan.
“Saya tidak termakan isu, makanya kalo ada postingan facebook atau media sosial seperti itu saya biarkan saja, saya tidak baca. Sehingga membuat orang bosan dengan politik tanpa etika. Politik itu tetap beretika walaupun orang bilang politik itu gimana-gimana, etika itu penting. Karena kita dengan budaya dan adat kita mengedapankan etika,” pungkasnya. (Nrt/Hms)
- Penulis: lk-02 lk-02
Saat ini belum ada komentar