Harga Sawit Sintang Stabil di Rp3.000, Distanbun Soroti Peran CPO Dunia
- calendar_month Sel, 20 Mei 2025
- comment 0 komentar

Gunardi Sudarmanto, Sekretaris Distanbun Sintang
LensaKalbar – Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Kabupaten Sintang saat ini berada di kisaran Rp3.000 per kilogram. Angka tersebut masih tergolong cukup baik, meskipun belum mencapai harapan ideal pemerintah daerah.
Menurut Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Sintang, Gunardi Sudarmanto, harga sawit yang berlaku saat ini merupakan hasil dari verifikasi rutin terhadap usulan Indeks K (Indeka). Proses ini merupakan bentuk kerja sama antara perusahaan, koperasi, dan pemerintah daerah yang selanjutnya disampaikan ke pemerintah provinsi.
“Kalau tidak salah, harga sawit saat ini sekitar Rp3 ribuan lah ya. Harga ini kami rasa cukup bagus karena setiap bulan kita melakukan verifikasi usulan indeka,” ujar Gunardi ketika ditemui LensaKalbar.co.id usai kegiatan Lokakarya Inisiasi Peraturan Bupati (Perbup) Kemitraan Pengelolaan Kelapa Sawit Swadaya di Aula CU Keling Kumang, Senin (19/5/2025).
Walau demikian, kata Gunardi, pemerintah daerah berharap harga sawit dapat menyentuh angka Rp3.500 hingga Rp4.000 per kilogram, terutama untuk hasil kemitraan antara perusahaan dan koperasi plasma. Namun, diakuinya masih banyak faktor yang memengaruhi sehingga harga tersebut belum bisa tercapai.
“Faktor-faktornya sangat banyak, salah satunya adalah harga CPO (Crude Palm Oil) internasional yang sangat berpengaruh besar. Kalau harga CPO dunia turun, maka harga sawit juga akan turun,” ungkap Gunardi.
Gunardi menegaskan bahwa harga CPO dunia merupakan faktor utama yang memengaruhi harga sawit di tingkat petani.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang turut memengaruhi, di antaranya:
- Efisiensi pabrik: Pabrik yang tidak efisien atau sering mengalami kerusakan akan menyebabkan harga TBS menurun.
- Produksi petani: Produksi yang rendah akan menurunkan efisiensi pabrik, sehingga berdampak pada harga jual TBS.
- Biaya operasional pabrik: Biaya yang tinggi akan menekan harga beli TBS dari petani.
- “Kalau produksinya tinggi, tingkat biaya dari perusahaan rendah, ditambah harga pasar dunia naik, itu sangat baik dan tentu sangat menggembirakan bagi petani,” jelas Gunardi.
Sebenarnya, kata Gunardi, terdapat delapan faktor yang memengaruhi perhitungan Indeks K, namun faktor harga CPO dunia tetap menjadi yang paling dominan.
Meski demikian, faktor-faktor lainnya bisa ditekan atau diperbaiki untuk meningkatkan harga sawit, seperti melalui, perbaikan efisiensi pabrik, peningkatan produktivitas petani, baik di kebun inti maupun plasma, dan perbaikan sistem budidaya tanaman sawit.
Olehkarenanya, Gunardi berharap bahwa dengan berbagai upaya peningkatan di tingkat lokal, petani sawit bisa memperoleh harga yang lebih baik, terlebih jika didukung oleh tren harga CPO dunia yang positif. (Dex)
- Penulis: Zainuddin
Saat ini belum ada komentar