LensaKalbar – Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan bersama Pertamina Kalbar merespons cepat persoalan kelangkaan dan tingginya harga gas bersubsidi tabung 3 kilogram di daerah pesisir Kubu Raya khususnya di Kecamatan Batu Ampar.
Selasa (11/6/2019), pihak Pertamina telah menyalurkan sebanyak 1.680 tabung gas LPG di Desa Padang Tikar, Batu Ampar.
Salah satu penyalur gas elpiji di Batu Ampar, Mustafa Haji Marad, menuturkan harga gas LPG yang ia ambil dari pangkalan sebesar Rp 17.500 dan dijual di sekitar pasar Padang Tikar sebesar Rp 21.000. Harga tersebut.
Menurutnya, akan terus mengalami kenaikan jika sudah sampai desa terjauh dari Padang Tikar. Kenaikan dapat mencapai hingga Rp 25.000.
“Kami atas nama masyarakat Kecamatan Batu Ampar khususnya Desa Padang Tikar, Medan Mas, Tasik Malaya, Sungai Besar, Sungai Jawi, Ambarawa, dan Tanjung Harapan mengucapkan terima kasih atas respons cepat dan tanggapnya Bapak Bupati Muda Mahendrawan yang telah memperhatikan dan memberikan solusi tentang hajat hidup masyarakat banyak,” tuturnya.
Mustafa berharap sikap kepedulian dan keseriusan semua instansi terkait terus dijaga agar masalah kelangkaan dan tingginya harga elpiji tidak terulang.
“Alhamdulillah hari ini berkat keseriusan bapak bupati antrean panjang sudah tidak separah hari-hari yang lalu. Sekali lagi terima kasih Pak Bupati Muda,” ucapnya.
Mustafa mengisahkan kekurangan pasokan elpiji telah berlangsung sejak bulan suci Ramadan tepatnya dua pekan sebelum Lebaran. Hingga Senin (10/6), kekurangan pasokan masih terjadi. Karena begitu elpiji tiba di Desa Padang Tikar Dua, masyarakat langsung menyerbu dan bahkan antrean bisa mencapai 750 meter sampai 1 kilometer.
“Tentunya kondisi ini sangat miris kalau sampai terjadi lagi,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kubu Raya, Norasari Arani, menambahkan sejauh ini kelangkaan elpiji bersubsidi tiga kilogram cukup banyak terjadi di sejumlah desa di kawasan pesisir seperti Batu Ampar, Sumber Agung, Sungai Besar, dan Teluk Nibung.
Salah satu upaya mengantisipasi kembali melonjaknya harga elpiji bersubsidi yakni dengan menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Jika HET yang ditetapkan pemerintah provinsi sebesar Rp 16.500/tabung, maka untuk Kubu Raya khususnya di kawasan pesisir penetapan HET akan ditambah item biaya angkut dan disesuaikan dengan jarak tempuh masing-masing desa.
“Berdasarkan arahan Pak Bupati, nanti kami akan melakuan survey ke lapangan untuk bisa menentukan besaran biaya angkut ke masing-masing desa. Barulah nanti ditambahkan dengan HET yang ditetapkan pemerintah provinsi itulah HET khusus untuk wilayah Kubu Raya,” pungkasnya. (Humpro)