LensaKalbar – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang berkomitmen menjaga hak-hak anak serta perkembangan anak melalui media sosial. Karena ini sangat rentan dengan hal-hal negatif.
Menurut Jarot, anak usianya di bawah 1995 merupakan Generasi Z. “Kalian Generasi Z sudah mengenal gadget dan smartphone. Bahkan smartphone merupakan sahabat karib kalian yang tidak bisa ditinggalkan,” kata dr. H Jarot Winarno ketika membuka Talk Show Meningkatkan Kewaspadaan Anak Sejak Dini Melalui Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengantisipasi Perkembangan Media Sosial, di Pendopo Bupati Sintang, Selasa (21/11).
Penting untuk dipahami bersama, tambah Jarot, smartphone bukanlah sahabat karib yang sebenarnya. Smartphone hanya alat,bukan sosok seorang sahabat.
“Smartphone tidak bisa mendengarkan dan merasakan kesedihan kita. Apalagi memeluk kalian. Yang bisa hanyalah orang tua,”ulasnya.
Dalam mengantisipasi perkembangan anak melalui media sosial, kata Jarot, peran serta orangtua sangat penting untuk mengawasi segala aktivitas anak-anaknya. Untuk itu, orangtua mesti bisa mendengarkan anak atau kehilangan anak.
“Dengar mereka atau kehilangan mereka,” katanya.
Jadi tolong, kata Jarot, anak ini didengar. Sebagai orangtua, harus mendengar semua keluh kesah anak-anaknya. “Karena smartphone bukan sahabat karib mereka sesungguhnya,” tegasnya.
Untuk Generasi Z, Jarot berpesan untuk
tidak coba-coba membuka situs negatif. “Kalau bisa situs negatif dihindari,”pesannya.
Begitu juga dengan orangtua, tambah Jarot, harus bisa memahami dan menghargai privasi anak. Sebab mereka juga memiliki rahasia pribadi yang harus dijaga secara pribadi masing-masing.
“Kita orangtua cukup didengar, dilihat dan diawasi semua aktivitas anak kita di media sosial,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Duta Perlindungan Anak Kabupaten Sintang, Adela Fitriani menyebut, bahwa orangtua saat ini kuno dan tidak melek teknologi. Malahan anak-anak mereka lebih paham akan perkembangan teknologi dan cara bermedia sosial.
“Orangtua di zaman sekarang lebih kuno dari anak-anaknya. Untuk itu, orangtua harus tahu cara berkomunikasi dalam mengantisipasi anak bermedia sosial,” kata Adela.
Menanggapi kids zaman now, Adela menilai bahwa para Generasi Z lebih mengikuti hal-hal terbaru di lingkungan mereka. Sehingga di media sosial seorang anak bisa lebih merasa dewasa dari usianya.
“Peran orangtua sangat penting dalam menjaga aktivitas anak-anaknya. Sehingga anak kita tidak terjerumus ke hal negatif,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Kabupaten Sintang, Idham Halik mengatakan, pelaksanaan kegiatan sosialisasi program nasional bagi anak indonesia merupakan program yang di sepakati negara -negara anggota PBB yang bertujuan meningkatkan hidup sehat, penyediaan pendidikan yang berkualitas, sehat, eksploitasi terhadap
anak dan lainnya.
Salah satu langkah tersebut, yakni yang
dilaksanakan saat ini, Talk Show pola asuh orang tua dalam mengantisipasi perkembangan media sosial di Kabupaten Sintang 2017.
“Tujuan digelarnya kegiatan tersebut, yakni agar negarakomponen bangsa Indonesia yakni negara, pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, keluarga, orangtua serta individu secara bersama-sama mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak, pencegahan kekerasan dan diskriminasi terhadap anak,” kata Idham. (Dex)