LensaKalbar – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang menargetkan, pada 2018 sudah mulai membangun usaha Air Minum Dalam Kesemasan (AMDK). Kini sedang dilakukan pengkajian kelayakannya.
“Mengenai prospek pasar, pembiayaan, peralatan, serta proses pengolahan dan lainnya,” kata Askiman, Wakil Bupati Sintang, usai memimpin Rapat Kajian Kelayakan Pengembangan Usaha AMDK, di rumah dinasnya, Selasa (7/11).
Pengkajian dilakukan Tim Lembaga Penelitian dan Pengamdian Kepada Masyarakat (LPPKM) Universitas Tanjung (Untan) Pontianak.
“Rapat ini untuk mendengarkan paparan kajian awal dari LPPKM Untan Pontianak,” kata Askiman.
Rapat tersebut juga dihadiri unsur-unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Senentang Sintang.
Baca: Ayo… Tingkatkatkan PAD di Bumi Senentang
“Apa yang mereka (LPPKM) paparkan sudah benar. Tinggal survei lapangan,” ucap Askiman.
Terkait lokasi pengolahan AMDK, Askiman memberikan dua alternatif. Pertama, di Kecamatan Kelam Permai. Sumber air terdekatnya dari Bukit Kelam, Bukit Rentap, Bukit Mangat dan Bukit Dedai.
Kedua, kata Askiman, seandainya di Kecamatan Kelam Permai tidak memenuhi syarat, maka sumber air atau bahan baku AMDK tersebut di ambil dari Bukit Kujau dan Bukit Saran di Kecamatan Tempunak.
“Kedua lokasi prioritas ini akan disurvei dahulu, baik persoalan debit maupun kualitas airnya,” ucapnya.
Bahkan, tambah dia, akan dilakukan uji mutu di dua lokasi tersebut. “Jarak angkut dari sumber air ke pengolahan juga menjadi satu kajian untuk dihitung, untuk lebih efi siensi dalam biaya operasional ke depannya,” jelas Askiman.
Baca: Bandara Tebelian Airport Dorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Ia berharap, kajian tersebut dapat berjalan dengan sebaik-baiknya. Sehingga target pengembangan pengolahan AMDK di Sintang dapat tercapai.
“Jumlah anggaran yang dibutuhkan masih menunggu hasil kajian Tim LPPKM Untan,” kata Askiman.
Besar harapan, kata Askiman, AMDK ini nantinya bisa menjadi merek produk air mineral ternama dari Kabupaten Sintang.
“Tentunya akan menjadi sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Sintang ke depannya,” ucapnya.
Sementara itu, salah seorang anggota Tim LPPKM Untan Pontianak, Ir Ivan Sujana mengatakan, kajian ini baru pada tahap pendahuluan, yakni terkait potensi pasar AMDK di Sintang.
“Kalau untuk potensi pasar AMDK di Sintang ini cukup menjanjikan. Karena berdasarkan survei pasar, air mineral berbagai merek yang beredar di Kabupaten Sintang, perkiraan volume penjualannya mencapai 510 karton per hari gelas 220 mililiter dan untuk 225 karton per hari untuk botol 600 mililiter,” papar Ivan.
Terkait dua alternatif lokasi pengolahan AMDK yang disampaikan Wakil Bupati Askiman, kata Ivan, Tim LPPKM akan meninjaunya langsung. Sekaligus mengambil sampel airnya untuk diuji.
“Proses uji sampel bahan baku air di laboratorium paling lama satu minggulah untuk mengetahui hasilnya. Karena tergantung antrean. Biasanya kan banyak itu yang diuji di laboratorium. Untuk Ekspos hasil kajian ditargerkan 21 Desember mendatang,” pungkas Ivan. (Dex)
Baca Juga :
Bandara Tebelian Airport Dorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Sintang Defisit Rp31 M, Harus Maksimalkan Potensi PAD