Peringati Harjad, Bahasa Dayak dan Melayu Lokal Sintang Dikumandangkan
- calendar_month Kam, 25 Apr 2019
- comment 0 komentar

Lomba Cerita Rakyat di Gedung Pancasila Sintang, Kamis (25/4/2019)
LensaKalbar – Bahasa Dayak dan Melayu Lokal di Kabupaten Sintang saat ini sedang dikumandangkan oleh 26 peserta dari 15 sekolah yang mengikuti Lomba Cerita Rakyat dalam Bahasa Lokal, di Gedung Pancasila Sintang, Kamis (25/4/2019).
Lomba cerita rakyat itupun dalam rangka memperingati Hari Jadi (Harjad) Kota Sintang yang ke 675. Kegiatannya pun kali pertama digelar. Sebelumnya tidak ada.
Kepala Dinas Pendidikan Lindra Azmar mengapresiasi kegiatan lomba cerita menggunakan bahasa daerah Sintang. Kegiatan ini dapat menjadi media untuk melestarikan kearifan lokal budaya khas Sintang.
Olehkarenanya, para generasi muda dinilainya perlu mempelajari hal-hal baik yang telah diwariskan oleh nenek moyang melalui cerita-cerita rakyat. Lindra berharap kegiatan lomba cerita rakyat menggunakan bahasa lokal Sintang ini dapat terus dilaksanakan untuk tahun-tahun ke kedepannya.
“Ini untuk memasyarakatkan bahasa lokal daerah Sintang dalam pergaulan sehari-hari. Agar generasi muda tertarik untuk mempelajari bahasa lokal daerah Sintang dan tidak punah ditelan perkembangan zaman,” ajaknya.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Pariwisata Kabupten Sintang, Siti Musrikah bahwa kegiatan ini sebagai sarana edukasi khususnya generasi muda dan masyarakat Sintang. Tujuannya untuk mengenalkan bahasa daerah Sintang ke dunia pendidikan.
“Agar dikenal luas, digunakan disemua kalangan masyarakat. Semoga bahasa Sintang dapat menjadi acuan untuk pembelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di Sintang,” harapnya.
Juri kegiatan ini adalah guru-guru Bahasa Indonesia dan perwakilan dinas pendidikan yang menguasai bahasa daerah yaitu bahasa Melayu dan bahasa Dayak.
Juri tersebut ialah Oravia Maria Magdalena, S.Pd dari SMPN 2 Kelam Permai, Paridayanti, S.Pd dari SMPN 2 Sintang dan Sofyan, M. Pd dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang. Untuk satu peserta diberikan waktu maksimal 7 menit untuk bercerita.
Salah satu juri, Oravia Maria Magdalena mengatakan kriteria penilaian dari lomba ini adalah pemilihan kata yang tepat untuk digunakan dalam bercerita, ekspresi, mimik, gerak tubuh, serta melihat kesesuaian antara cerita asli dan yang akan mereka ceritakan.
Ia juga berharap ke depannya generasi muda dapat menguasai bahasa lokal daerah Sintang sehingga budaya bahasa yang sudah ada sejak nenek moyang tidak hilang ditelan jaman dan dapat terus dilestarikan.
Pada kesempatan ini, Kindi Aditia yang merupakan perwakilan dari SMA Muhammadiyah bercerita tentang persiapannya dalam mengikuti lomba ini.
“Saya sudah mempersiapkan diri selama seminggu,” katanya.
Ia pun berharap agar lomba seperti ini dapat terus diadakan kedepannya dan lebih banyak lagi peserta yang tertarik untukmengikuti lomba cerita rakyat ini sehingga bahasa lokal daerah Sintang dapat terus dilestarikan. (Dex)
- Penulis: lk-02 lk-02
Saat ini belum ada komentar