Nanga Toran Minta Dibangunkan Sekolah SMP, Ini Kata Ernawati…
- calendar_month Sel, 6 Nov 2018
- comment 0 komentar

Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sintang, Ernawati
LensaKalbar – Masyarakat yang tinggal di Desa Nanga Toran, Kecamatan Kayan Hulu mendambakan adanya sarana dan prasarana sekolah yang memadai dan respresentatif untuk anak-anak mereka mendapatkan hak-hak pendidikan.
Pasalnya, sampai saat ini desa tersebut belum ada Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bahkan, melalui Pemerintah Desa (Pemdes) Nanga Toran telah sering kali mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Sintang untuk dibangunkan sarana dan prasarana SMP.
“Sudah sering kita usulkan ke Pemerintah Kabupaten Sintang. Tetapi, belum ada respon,” kata Kepala Desa Nanga Toran, A Belong, Selasa (6/11/2018).
Padahal, kata Belong, Pemerintah Desa Nanga Toran sudah menyiapkan lahan seluas dua hektar yang memang diperuntukan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan tingkat SMP.
“Lahan sudah kita siapkan dua hektar. Bahkan sekolah pendukung seperti SD juga sudah ada. Hanya sekolah SMP yang kita belum ada,” ujarnya.
Terpisah, Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sintang, Ernawati mengatakan untuk bangunan baru SMP sepertinya sulit jika menggunakan anggaran APBD Kabupaten Sintang. Meskipun demikian, pihaknya berusaha akan melakukan koordinasi secara intensif kepada pihak Kemendikbud RI untuk melakukan persiapan itu.
“Kalau kita mengandalkan anggaran daerah, saya rasa sulit sekali ya. Tapi, kita akan coba kordinasi secara intensif ke pihak kementrian untuk persiapan itu semua,” ungkap Ernawati saat ditemui di Gedung DPRD Sintang.
Erna sapaan akrabnya mengaku bersyukur atas kepala desa yang proaktif terhadap pembangunan dunia pendidikan di Kabupaten Sintang. Apalagi, sudah ada lahan yang cukup luas disiapkan oleh pihak Desa Nanga Toran.
Bukanya tidak mendapat respon, kata Erna, karena ada mekanisme dan prosedur yang harus dilalui dalam mengajukan atau mengusulkan bangunan sekolah baru kepada Pemerintah Pusat (Pempus).
“Pertama kita harus melihat kesiapan pembukaan sekolah baru, kedua sekolah rujukannya, ketiga ketersedian siswanya, keempat memenuhi syarat dan kriteria atau tidak, dan kelima ketersediaan tenaga guru pengajarnya. Jadi semuanya itu harus di survei terlebih dahulu,” ungkap Ernawati. (Dex)
- Penulis: lk-02 lk-02
Saat ini belum ada komentar