LensaKalbar – Kedanti Sintang belum ditemukannya peredaran daging “Oplosan”. Tapi ihwal tersebut menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sintang.
Olehkarenanya, Pemerintah Kabupaten Sintang melalui intansi terkait diminta agar terus melakukan pengawasan dan perhatian terhadap hal tersebut.
Sebab setiap menjelang hari besar keagamaan oknum yang tidak bertanggungjawab kerap melakukan menghalalkan segala cara demi meraih keuntungan yang lebih besar.
“Pemerintah jangan kecolongan dalam hal pengawasan, dan ini membutuhkan perhatian. Khusus pemerintah, artinya tingkat pengawasan keluar-masuk barang harus diperketat,” kata Anggota DPRD Sintang, Tuah Mangasih, Sabtu (18/5/2019).
Tidak hanya pemerintah, Politisi PDIP inipun meminta kepada aparat kepolisian agar melakukan pengawasan yang serupa. Apabila ditemukan daging “Oplosan” diharapkan agar cepat ditindak sesuai Undang-undang yang berlaku.
“Harus memperketat pengawasan, karena kalau sampai di Sintang beredar daging oplosan, terbukti lemahnya pengawasan,” ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menimbulkan adanya daging oplosan, salah satunya adalah tingginya harga daging, sehingga cara-cara yang tidak benar pun dilakukan. “Kita tahun ini surplus daging, artinya banyak pedagang nakal yang memainkan harga, oknum-oknum seperti ini yang harus ditindak tegas dan diberi sangsi,” tegasnya.
Disperindag, Dinas Peternakan bersama aparat kepolisian, kata Tuah, harusnya bekerjasama dalam memperketat pengawasan semaksimal mungkin, sekaligus memberi sangsi tegas kepada para pedagang nakal.
“Agar Sintang bebas dari daging oplosan,” katanya.
Untuk itu, Tuah mengimbau kepada para pedagang daging, agar memiliki hati nurani yang baik, sehingga benar-benar menjual daging yang layak dan halal untuk dikonsumsi.
“Bila semua elemen besinergi dan berniat baik, maka hal-hal yang bisa merugikan orang banyak dapat dihindari dan konsumen pun tidak ragu untuk membeli daging di pasar,” pungkasnya. (Dex)