LensaKalbar – Rapid test atau uji cepat diyakini menjadi langkah paling efektif saat ini untuk memperlambat penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Lewat metode uji cepat, potensi munculnya kasus Covid-19 baru diharapkan dapat terdeteksi lebih dini, sehingga dapat ditentukan penanganan lanjutan yang tepat oleh tenaga medis.
Uji cepat pada prinsipnya hanya dibatasi pada dugaan kasus. Pasalnya gejala batuk-batuk atau demam ringan, juga tidak identik dengan infeksi Covid-19.
Mereka yang harus dites adalah yang menunjukkan gejala radang paru-paru dengan penyebab tidak jelas. Gejala yang mecolok adalah kesulitan bernafas, batuk kering dan demam. Apalagi jika mereka pernah mengunjungi kawasan risiko atau kontak langsung dengan penderita Covid-19. Kelompok inilah yang punya argumen kuat untuk menjalani uji cepat alias rapid test.
Apabila hasil tes dinyatakan reaktif maka belum tentu orang tersebut terpapar virus Corona. Yang dapat menujukan seseorang positif atau tidak terjangkit virus Corona harus melalui uji Polymerase Chain Reaction (PCR).
“Bisa saja di negatif. Karena yang menunjukan positif itu adalah dari indikator tes antibodinya bukan dia positif virus corona,” ucap Bupati Mempawah, Hj Erlina, Senin (1/6/2020).
Olehkarenanya, Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Mempawah berencana melalukan rapid test massal dalam waktu dekat ini. “Tentunya ini tidak untuk semua orang, hanya akan diambil sampel secara acak di beberapa wilayah tertentu yang dianggap perlu, terutama wilayah atau kecamatan yang sudah terkonfirmasi positif Cobid-19,” jelas Bupati Erlina.
Diakuinya, uji cepat atau rapid test tidak sepenuhnya akurat mendeteksi virus Corona, tapi sebagai antisipasi awal untuk mendeteksi antibodi dan antigen yang diproduksi oleh tubuh seseorang untuk melawan virus apa saja, bukan hanya corona.
“Paling tidak kita ada pemetaan awal dan referensi dalam mengambil tindakan atau langkah yang tepat untuk menjaga keselamatan dan kesehatan seluruh warga di Kabupaten Mempawah,” ujarnya.
“Sebenarnya ini dapat menjadi langkah menenangkan masyarakat, apabila masyarakat dapat memahami dengan baik maksud dan tujuan dari rapid test,” tambah Bupati.
Selain itu, kata Bupati, TNI, Polri, ASN, tenaga medis, pedagang, dan lainnnya menjadi perhatian serius Tim Gugus Tugas Covid-19. Pasalnya, profesi mereka rentan berinteraksi dengan orang ramai.
“Ini dilakukan sebagai deteksi dini apabila ada transmisi lokal di wilayah kita, semoga ini tidak terjadi. Khusus dokter dan tenaga medis sudah dilaksanakan rutin sebelumnya, karena sesuai dengan protokol yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat,” tutur Bupati.
Karena itu, Bupati Erlina mengimbau masyarakat agar mendukung setiap langkah yang diambil Pemerintah terutama dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. Terpenting masyarakat selalu bersama-sama menghilangkan stigma negatif dan diskiriminasi terkait Covid-19.
“Mari hapus stigma negatif. Hapus diskriminasi terhadap orang-orang yang disebut OTG, ODP, PDP, pasien konfirmasi positif. Alhamdullillah ya, dari 6 kasus positif covid-19, satu pasien telah dinyatakan sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasanya. Untuk itu, saya harap kepada masyarakat maupun tetangganya, tolong di-supportĀ dan mendoakan agar pasien terkonfirmasi lainnya juga dapat segera sembuh,” pungkasnya. (Dex)