Edi Kamtono Dukung Kreativitas Anak Muda di Dunia Digital
- calendar_month Sab, 20 Jul 2019
- comment 0 komentar

LensaKalbar – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyambut baik digelarnya Bekraf Developer Day (BDD) di Kota Pontianak. Pasalnya suatu kebanggaan tersendiri bagi warga Kota Pontianak. Sebab Pontianak satu di antara sembilan kota di Indonesia yang terpilih sebagai tempat penyelenggaraan BDD.
Ihwal tersebut dinilainya sebagai bukti bahwa anak muda di Kota Pontianak memiliki potensi luar biasa. “Pemkot Pontianak akan terus mensupport perkembangan anak muda di era digital ini,” ujarnya saat menjadi keynote speaker BDD di Hotel Ibis Pontianak, Sabtu (20/7/2019).
Untuk mendukung itu semua, lanjut Edi, dibutuhkan jaringan internet yang mampu menunjang kreativitas anak muda dalam dunia digital saat ini. Bahkan, sudah ada provider atau penyedia layanan internet yang akan menyediakan wifi gratis di taman-taman yang ada di Kota Pontianak.
“Saat ini tengah dikerjakan oleh provider Biznet untuk menyediakan fasilitas internet gratis di taman-taman,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak akan terus bekerjasama dengan Bekraf untuk membimbing anak muda agar terus mengembangkan kreativitasnya dan inovasi. Tidak sedikit anak muda yang telah menjadi CEO aplikasi-aplikasi. Hanya tinggal mendorong mereka agar terus berkembang. Anak muda Pontianak tidak boleh kalah bersaing dengan anak muda di kota lainnya.
“Anak muda jangan ikut-ikutan pada hal yang menyebabkan orang tidak percaya,” ucapnya.
Orang nomor satu di Kota Pontianak ini juga menyebut, perkembangan media sosial juga harus menjadi perhatian. Kemajuan teknologi jangan sampai dimanfaatkan untuk hal yang negatif. Menjadi YouTubers juga harus memperhatikan hal-hal yang dilarang.
“Anak muda Kota Pontianak silahkan buat komunitas untuk hal-hal yang positif,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Hari Santosa Sungkari mengungkapkan, saat ini pangsa pasar game di seluruh dunia dua kali lebih besar ketimbang film. Menjadi developer atau pengembang game menurutnya lebih sulit daripada aplikasi. Membuat sebuah game, hendaknya memberikan dampak positif bagi semua orang.
“Saya ingin ada game yang lahir dari Kota Pontianak yang mengangkat kearifan lokal,” harapnya.
Dirinya juga mengingatkan para anak muda untuk tidak mempertimbangkan persoalan modal dalam usaha. Karena modal adalah urusan kesekian, paling utama adalah membangun kepercayaan.
“Media sosial bisa digunakan untuk membangun kepercayaan itu,” imbuh Hari.
Bicara soal dunia digital, lanjutnya, tidak hanya semata soal aplikasi dan game, tetapi ada banyak hal lainnya seperti musik, film, iklan, baca berita, belanja dan sebagainya. Dunia digital sudah menjadi bagian aktivitas masyarakat.
Kendati demikian, Hari mengingatkan keberadaan dunia digital jangan disalahgunakan untuk menyebar hoax. Sebaliknya, kemajuan digital digunakan untuk menyebarkan inovasi. “Anak jaman milenial sekarang ini lebih dipermudah dengan adanya kemajuan teknologi,” sebutnya.
Terkait digelarnya BDD, Hari menjelaskan, kegiatan ini untuk mewadahi developer lokal, khususnya anak muda di Pontianak agar mampu mengatasi masalah dan memberikan solusi untuk masyarakat melalui teknologi dalam bentuk aplikasi dan game.
“Tahun ini penyelenggara memang menyasar kota-kota dimana orang-orang menganggap tidak ada perkembangan ekonomi digital. Dan hal itu terbukti bahwa di Kota Pontianak ada komunitas ekonomi digital,” tukasnya.
Perkembangan teknologi, kata dia, juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ekonomi akan maju apabila muncul pengusaha-pengusaha baru.
Disebutkan Hari, di seluruh Indonesia setidaknya ada 1.900 start up termasuk yang diciptakan oleh anak muda Kota Pontianak. “Perkembangan teknologi tidak hanya mempermudah dalam memperoleh informasi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian,” pungkasnya. (Nrt/Jim/Humpro)
- Penulis: Zainuddin
Saat ini belum ada komentar