LensaKalbar – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie, menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dekranas tahun 2019 di lantai 16 Gedung Serba Guna Jenderal AH Nasution, Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Selasa, (10/9/2019).
Rakernas yang dibuka oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional, Hj.Mufidah Jusuf Kalla, juga dihadiri mantan Presiden Megawati Soekarno Putri, bersama Ketua Dekranasda Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Indonesia itu digelar selama satu hari. Kemudian pada hari berikutnya, digelar Pameran Karya Nusantara (Kriyanusa) tahun 2019 yang dimulai dari 11 – 15 September 2019 di Balai Kartini Jakarta.
Melalui rakernas ini, Dekranasda Kota Pontianak mendukung dan bersinergi terhadap program pusat dan daerah. Diharapkan para pengrajin di Kota Pontianak mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Rakernas ini, Menurut Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie menjadi sarana untuk menambah wawasan bagi Dekranasda Kota Pontianak dalam membina usaha kecil menengah (UKM) pengrajin. Dengan begitu diharapkan, produk kerajinan yang dihasilkan lebih berkualitas, berdaya saing di lokal maupun internasional.
“Saya ingin pengrajin di kota Pontianak mempunyai motivasi serta kreativitas yang tinggi untuk terus memperbaiki kualitas produk nya agar tidak kalah bersaing dengan daerah lain sehingga bisa dipasarkan tidak hanya nasional tapi internasional,” kata Yanieta Arbiastutie.
Tidak hanya focus pada peningkatan kualitas produk kerajinan di Kota Pontianak, Dekranasda Kota Pontianak juga mendorong agar pengrajin yang telah memiliki produk kerajinan untuk mendaftarkan merk dagang nya ke lembaga yang menangani Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
“Dalam waktu dekat akan disosialisasikan guna mengajak para pengrajin untuk mendaftarkan hak atas kekayaan intelektual mereka karena tadi juga telah disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarno Putri bahwa Dekranasda Kab/Kota maupun provinsi wajib membimbing pengrajin, mengedukasi serta mensosialisasikan kepada pengrajin untuk mendorong pengrajin mendaftarkan produk mereka,” kata Ketua Dekranasda Kota Pontianak ketika diwawancarai.
Menurutnya, mendaftarkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) sangatlah penting dilakukan di tengah persaingan bisnis yang begitu ketat karena akan berpengaruh terhadap daya saing produk, salah satu masalah yang sering muncul adalah ketika produk saingan muncul dengan karakteristik yang sama.
“Produk hasil dari kekayaan intelektual itu wajib didaftarkan supaya tidak di klaim oleh pihak lain contoh nya batik pernah di klaim oleh negara lain, ” ujar Yanieta.
Lanjut Yanieta, saat ini pengrajin tenun juga sangat terbatas di Kota Pontianak sehingga perlu upaya untuk menciptakan regenerasi agar keberlangsungan tenun sebagai kearifan lokal dan warisan leluhur dapat dipertahankan,
“Saya berharap muncul kampung tenun-kampung tenun baru selain yang ada di Kelurahan Batu Layang dan gang kamboja sehingga lebih banyak pengrajin kita terutama pengrajin tenun yang bisa melakukan proses penenunan karena saat ini tidak banyak lagi pengrajin di kota pontianak,” katanya.
Salah satu upaya yang akan dilakukannya oleh Dekranasda Kota Pontianak adalah mendorong terciptanya kampung tenun di kecamatan yang ada di Kota Pontianak sehingga penenun khususnya tenun corak insang bisa memasyarakat di Kota Pontianak.
“Kami di Dekranasda terus memotivasi pengrajin kemudian mensosialisasikan ke masyarakat agar terus melestarikan tenun corak insang kota pontianak sehingga terbentuk kampung tenun yang baru sehingga membuka peluang ekonomi kreatif yang baru,” ujar Yanieta.
Terpisah, Ketua Dewan Kerajinan Nasional, Mufidah Jusuf Kalla, berharap penyelenggaraan rakernas 2019 ini menjadi momentum bagi pengembangan kerajinan nasional Indonesia dari berbagai daerah sebagai bentuk ciri khas dan seni tradisional yang melambangkan kemajemukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersatu dalam bingkai Kebhinekaan.
Dikatakannya, Dekranas merupakan lembaga mitra pemerintah khususnya dalam membina dan mengembangkan produk kerajinan yang bernilai budaya menjadi produk bernilai ekonomi, yang dapat mengangkat harkat dan martabat perajin Indonesia. Hasil Perajin saat ini telah menjadi salah satu penyumbang perekonomian dari sektor ekonomi kreatif, fashion dan kuliner.
“Tema yang diusung, jelas Mufidah, mengandung makna yaitu bertekad, bekerja keras, ikhlas tanpa pamrih untuk memajukan produk kerajinan guna memenangkan persaingan di pasar global,” ujar Mufidah.
Menurutnya, kerajinan tumbuh sangat bervariasi dari skala mikro kecil sampai skala menengah dengan berbagai kendala yang ada seperti pemasaran, permodalan dan teknik produksi.
“Beberapa produk sudah berhasil menembus pasar ekspor namun persaingan di pasar global semakin ketat. Untuk itu diperlukan upaya nyata untuk mendorong pengrajin agar dapat bersaing di pasar global,” katanya.
Peran Dekranas dan Dekranasda menurut Mufidah sangat diperlukan terutama dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia perajin serta progam pembinaan yang tepat sehingga pada gilirannya dapat menghasilkan produk kerajianan yang kreatif, berkualitas berbasis tradisi dan warisan budaya yang menguasai pasar dalam negeri dan internasional. (My/Humpro)