LensaKalbar – Generasi muda atau yang karib disebut kaum millenial hendaknya aktif berpolitik secara profesional dan proporsional. Jangan apatis hanya gara-gara melihat oknum elit politik sering cekcok.
“Tanpa Anda, negara ini tidak bisa berkelanjutan,” kata anggota DPRD Sintang, Kusnadi, Sabtu (13/4/2019).
Menurut Kusnadi, berbeda pilihan, jagoan atau dukungan dalam Pemilu itu hal yang biasa dalam negara demokrasi. “Terpenting, mari kita sama-sama kunci bahwa bangsa Indonesia ini harus tetap ada untuk generasi penerus kita,” katanya.
Jangan hanya karena kepentingan politik, berbeda pilihan, perseteruan dalam politik praktis, rakyat terutama pemuda berseteru antarsesama anak bangsa.
“Kaum millenial harus memahami caracter building, nation building. Harus menyadari bahwa kebesaran bangsa ini ada di tangan anak-anak muda,” tegasnya.
Ia menyadari, kadang-kadang kaum millenial ini risau berpolitik karena para elit selalu ribut. “Yang selalu recok itu oknum. Jangan sampai hal itu membuat kita apatis terhadap politik,” katanya.
Terkait kerisauan kaum millenial itu, Kusnadi pun berharap kepada elit-elit politik di mana pun berada, jangan gara-gara kepentingan kekuasaan lalu merecoki bangsa ini, selalu bertengkar.
“Tidak boleh seperti itu. Kita harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Jangan melihat warna bajunya apakah merah, kuning, biru, hijau dan lainnya,” kata Kusnadi.
Walaupun berbeda pilihan, kata Kusnadi, jangan yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. “Kalau elit merecoki bangsa ini, hanya karena berbeda jagoan, akan berdampak pada pendidikan politik kaum millenial. Mereka akan menganggap penyelenggaraan negara ini tidak benar, ” ingatnya.
Elit-elit politik, pesan Kusnadi, janganlah sehari-hari menyuguhkan pertengkaran. Supaya tidak menimbulkan asumsi tidak baik di kalangan kaum millenial.
“Ngapain kita bertengkar karena hal yang tidak penting atau tidak perlu,” tegasnya. (Dex)
