
LensaKalbar – Kabupaten Sintang adalah salah satu daerah otonom tingkat II di bawah Provinsi Kalimantan Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Sintang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 21.635 km² dan berpenduduk sebesar ± 365.000 jiwa. Kepadatan penduduknya terdiri dari multietnis dengan mayoritas suku Dayak dan Melayu.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sintang merupakan perbukitan dengan luas sekitar 22.392 km2 atau sekitar 69,37 persen dari luas Kabupaten Sintang (32.279 km2). Kabupaten ini merupakan kabupaten terbesar kedua di Provinsi Kalimantan Barat, setelah Kabupaten Ketapang. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia. Mata pencaharian utama masyarakat di kawasan ini adalah petani sawit dan karet.
Setakat ini, Sintang memiliki 14 kecamatan dan 391 desa. Sayangnya, hanya ada 6 desa mandiri, 14 desa maju, 86 desa sangat tertinggal. Sisanya desa berkembang dan sedang berkembang.
Untuk menjadi kabupaten yang besar dan calon ibukota Provinsi Kapuas Raya. Dibutuhkan terobosan dan inovasi baru. Olehakrenanya, Bupati Sintang, Jarot Winarno meminta kepada seluruh kepala desa (Kades) agar mulai berinovasi dalam membangun wilayahnya.
Langkah pertama yang harus lalui adalah menuju desa mandiri. Sebab, merupakan program unggulan Pemerintah Provinsi Kalbar. Kendati tidak semudah membalik telapak tangan, namun dibtuhkan terobosan dan inovasi yang baru agar ihwal tersebut terwujud.
“Kalau kita menyelenggarakan pemerintahan seperti biasa-biasanya gak akan berhasil, tapi di perlukan terobosan dan inovasi untuk membangun wilayah,” pinta Bupati Jarot saat membuka kegiatan Bursa Inovasi Desa/Bursa Pertukaran Informasi Desa se-Kecamatan Dedai, di Aula Kantor Camat Dedai, Penyak Lalang, Kecamatan Dedai, Kamis (31/10/19).
Selian itu, Jarot meminta desa-desa di Kecamatan Dedai ini memanfaatkan kegiatan Bursa Inovasi atau Bursa Pertukaran Informasi Desa yang di laksanakan ini.
“Agar bisa menjadi refrensi untuk membuat suatu terobosan di desanya masing-masing sehingga apa yang menjadi tujuan pemerintah yakni untuk menuju desa yang maju dan mandiri bisa tercapai,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Sintang, Herkolanus Roni menjelaskan bahwa Program Inovasi Desa (PID) tahun 2019 ini merupakan tahun ketiga yang di luncurkan pemerintah pusat (Pempus) setelah tahun 2017 dan 2018 lalu.
Tahun ketiga ini, kata dia, Sintang lebih focus dilaksanakan di masing-masing kecamatan guna mendorong efektivitas penggunaan atau investasi dana desa menuju peningkatan produktivitas desa melalui proses pengelolaan pengetahuan secara sistematis, terencana dan partisipasif.
“Jadi, pada bursa inovasi desa ini ada 3 menu pokok yang dapat di pilih oleh masing-masing desa seperti infrastruktur ada 17 menu, pelayanan sosial dasar 14 menu, dan pengambangan kewirausahaan/ekonomi ada 51 menu yang tersedia di stand bursa inovasi desa di kecamatan dedai ini,” pungkasnya. (Dex)