
LensaKalbar – Hujan yang tak kunjung reda membuat Mempawah kembali diuji. Banjir melanda, memaksa banyak warga meninggalkan rumah mereka yang kini tergenang air.
Di antara mereka, ada ibu-ibu yang menggendong anaknya dengan penuh kasih, ada para lansia yang bertahan dengan sisa tenaga, dan ada anak-anak yang masih berusaha tersenyum meski kehilangan tempat bermain.
Di Masjid Agung Al Falah Mempawah, yang kini menjadi tempat pengungsian, raut lelah terpancar di wajah para korban. Namun, hari ini, Senin (3/2/2025) harapan datang bersama rombongan dari Polda Kalimantan Barat.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Kalbar, Brigjen Pol Roma Hutajulu bersama Penjabat (Pj) Bupati Mempawah, Ismail hadir tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga kepedulian.
Beras dan makanan siap saji yang mereka serahkan bukan sekadar paket bantuan. Itu adalah secercah harapan bagi warga yang kehilangan banyak hal akibat banjir.
Dalam setiap bungkus nasi yang diterima, ada ketulusan. Dalam setiap genggaman tangan yang diberikan, ada rasa kebersamaan.
Pj Bupati Mempawah, Ismail menatap warga satu per satu. Ia mendengar cerita mereka tentang rumah yang terendam, tentang mata pencaharian yang terhenti, tentang ketidakpastian esok hari. Ia tahu, lebih dari sekadar bantuan, yang dibutuhkan warga adalah keyakinan bahwa mereka tidak sendirian.
“Kami di sini bukan hanya untuk memberikan bantuan, tetapi juga untuk memastikan bahwa bapak dan ibu tidak sendiri. Kita hadapi ini bersama,” ujarnya, dengan suara yang berusaha menenangkan.
Di sudut lain, petugas kepolisian berbaur dengan warga, memastikan dapur umum berjalan lancar. Aroma masakan sederhana memenuhi udara, membawa sedikit kehangatan di tengah dinginnya hari.
Di balik semua itu, ada satu hal yang terasa begitu nyata, kemanusiaan. Dalam bencana yang menguji, justru kebersamaanlah yang menyatukan.
Bantuan yang datang bukan sekadar wujud kepedulian dari pemerintah dan aparat, tetapi juga bukti bahwa di saat sulit, manusia masih bisa saling menguatkan. (Dex)