LensaKalbar – Pemerintah Kabupaten Sintang melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan berkomitmen membangun perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dengan mengoptimalkan program Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB).
Yang menjadi sasaran pada program RAN-KSB ini adalah petani sawit mandiri. Untuk itu, Kepala Bidang Pengembangan Perkebunan Distanbun Kabupaten Sintang, Arif Setya Budi mengatakan bahwa pada dana bagi hasil (DBH) kelapa sawit pihaknya mendapatkan tiga kegiatan. Salah satunya adalah pendataan petani swadaya.
“Nah, ini dalam rangka kita untuk mendata seluruh kebun-kebun kelapa sawit yang ada di Kabupaten Sintang,” kata Arif Setya Budi, Senin (28/10/2024).
Terkait pendataan kebun kelapa sawit ini, diakuinya memang banyak mengalami kendala di lapangan.
“Tentunya kami akan melakukan pendataan terkait sebaran petani swadaya terbanyak, kemudian bagaimana kita memitrakan petani-petani ini dalam wadah koperasi di masing-masing perusahaan kepala sawit yang ada,” ungkap Arif Setya Budi.
“Nah, itu yang utama di program kami, karena dalam RAN-KSB maupun rencana aksi daerah memang pendataan itu baru satu yang menjadi fokus utama dari kami,” tambah Arif Setya Budi.
Selain itu, kata Arif Setya Budi, pihaknya juga mendorong petani sawit mandiri untuk mengantongi sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
“Yang kami bantu adalah petani sawit mandiri ya, kalau perusahaan mereka lakukan sendiri,” kata Arif Setya Budi.
Untuk mendorong petani sawit mandiri mengantongi sertifikat ISPO, Arif Setya Budi mengaku saat ini sudah bekerjasama dengan WWF dan Rainforest Alliance (RA) untuk mendampingi dua koperasi seperti, Koperasi Harapan Jaya dan Koperasi Rimba Harapan untuk sertifikasi ISPO.
“Walaupun RSPO mereka sudah ada, tapi dalam kerangka pemerintah Indonesia adalah bahwa yang menjadi target kita adalah kerangka sertifikasi ISPO, bukan sertifikasi dari luar,” pungkas Arif Setya Budi. (Dex)