LensaKalbar – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang belum menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor di Bumi Senentang, meskipun beberapa wilayahnya dikabarkan terdampak banjir.
“Kami rasa belum lah ya untuk kita tetapkan status siaga atau darurat becana banjir dan tanah longsor, karena kondisinya masih dapat dikendalikan,” kata Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintanh, Abdul Syufriadi ketika ditemui Lensakalbar.co.id di Ruang Kerjanya, Senin (21/10/2024).
Kondisi beberapa wilayah terdampak banjir akibat curah hujan tinggi beberapa hari belakangan ini, menurut Abdul Syufriadi, masih dapat dikendalikan oleh masing-masing desa maupun tingkat kecamatan.
“Kalau kita lihat kondisi saat ini, ya masih masing-masing lah dulu, karena pemerintah desa dan kecamatan juga masih ada anggarannya untuk menangani dampak banjir lokal ini,” kata Abdul Syufriadi.
Terkait dengan bantuan, kata Abdul Syufriadi, tak bisa begitu saja didistribusikan kepada masyarakat. Sebab, pemerintah daerah tidak dalam status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor.
“Kalau kitabicara soal bantuan sebagainya. Itu kita harus tetapkan dulu dari siaga kemudian darurat, ketika sudah masuk ke darurat bencana batingsor baru kita bisa mendistribusikan bantuan,” jelas Abdul Syufdiadi.
Selain itu, kata Abdul Syufdiadi, dalam menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan tanah longsor, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan rapat koordinasi bersama sejumlah instansi terkait, guna mengambil langkah-langkah penanganan bencana tersebut.
“Biasanya bantuan berupa sembako itu, kita berikan atas dasar kerjasama dengan dinas sosial, karena memang tupoksi merekalah yang menyiapkan bantuan dampak dari banjir. Kalau BPBD sifatnya sebatas evakuasi saja dan bantuan sifatnya spontan seperti kemarin turun dengan bapak bupati,” kata Abdul Syudriadi.
Kemudian, lanjut Abdul Syufriadi, apabila pemerintah memerlukan stok sembako dalam jumlah banyak seperti beras. Maka kita akan kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan.
“Karena dinas ketahanan pangan yang tahu persis ketersediaan stok pangan kita dalam mengangisipasi terjadinya bencana,” pungkas Abdul Syufriadi. (Dex)