LensaKalbar – Kepala Desa Suak Medang, Kecamatan Ketungau Hulu, Dedi Sumitro menyebut bahwa wilayah yang dipimpinnya ini masih keterbatasan infrastruktur jaringan telekomunikasi.
Pasalnya Base Transceiver Station (BTS) Bakti yang dibangun wilayah yang dipimpinnya saat ini tidak menyala.
“Untuk jaringan komunikasi kita masih susah ya. Ada kami dapat bantuan BTS bakti, tapi sudah dua bulan terakhir dan sampai hari ini mati total,” ungkap Dedi Sumitro ketika ditemui Lensakalbar.co.id do Gedung Parlemen Sintang, Senin (14/10/2024).
Imbas Base Transceiver Station (BTS) mati total, lanjut Dedi Sumitro, masyarakat di desanya terpaksa harus membeli voucher untuk jaringan seluler kami.
“Jadi kalau mau nyari sinyal normal itu susah sekali ya. Tapi kalau beli voucher ke tempat warga yang memang menyediakan itu ada, karena mereka pakai starlink. Tapi kami harus beli voucher lagi,” kata Dedi Sumitro.
Menurut Dedi Sumitro, warga harus membeli voucher Starlink. “Mereka jual per 3 jam itu 20 ribu,” ucap Dedi Sumitro.
Dedi Sumitro tak menampik, bahwasannya jaringan Starlink yang dimiliki warga setempat sangat membantu kami, meskipun harus membayar.
“Starlink membantu cuma harus mnarik kocek sendiri untuk mendapatkan sinyal, karena disana kan patokan mereka itu yang durasi 3 jam bayar 20 ribu,” jelas Dedi Sumitro.
Olehkarenanya, Dedi Sumitro berharap pemerintah dapat memperhatikan kondisi wilayah yang dipimpinya. Selain persoalan listrik, masalah jaringan telekomunikasi juga menjadi hal yang kerap dikeluhkan warganya.
“Kami tower BTS ada, tapi itulah mati total kondisinya. Kita tidak tahu apa penyebabnya dan jujur saja kami masyarakat desa kurang paham terkait penyebab matinya tower BTS tersebut,” pungkas Dedi Sunitro, Kepala Desa Suak Medang. (Dex)
