LensaKalbar – Sebanyak 170 Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes dinilai tak berkembang dengan baik atau terseok-seok.
Dari 170 BUMDes di Kabupaten Sintang ini, ada 10 BUMDes yang berkembang dengan baik.
“Ada yang berhasil seperti di daerah binjai itu, banyak berhasil. Rata-rata BUMDes mereka bergerak di bidang alat pertanian, perkebunan sawit dan lainnya,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Sintang, Syarif Yasser Arafat ketika ditemui Lensakalbar.co.id, Rabu (9/10/2024).
Adapun penyebab BUMDes tidak berkembang dengan baik atau terseok-seok adalah banyak salah memilih jenis.
“Jadi, ada beberapa faktor yang membuat BUMDes yang sudah berdiri, namun terseok-seok. Selain permasalahan sumber daya manusia, ketiadaan tokoh yang mampu menggerakan BUMDes menjadi masalah sehingga keberadaannya hanya sebatas nama. Kemudian kesalahan dalam memilih jenis usaha,” ungkap Syarief Yasser Arafat.
Menurut Syarif Yasser Arafat, dalam pengelolaan BUMDes tidaklah semudah mengembalikan telapak tangan.
“Tidak mudah dalam mengelola, harus transparan dan pengurusnya juga harus memiliki rekam jejak yang baik. Saya yakin, kalau dipilih orang yang terbaik dan diiringi dengan inovasi maka BUMDes bisa tumbuh dengan baik,” kata Syarif Yasser Arafat.
Beberapa waktu lalu, kata Syarif Yasser Arafat, sejumlah kepala desa melakukan studi banding ke Desa Lemukutan, Bengkayang.
“Nah, hasil dari lemukutan itu sedang kita coba jajaki beberapa desa yang memang memiliki potensi di bidang wisata dan segala macam, sehingga desa tersebut bisa maju dan mesejahterahkan masyarakatnya,” pungkas Syarif Yasser Arafat. (Dex)