LensaKalbar – Setakat ini, Pemerintah Kabupaten Sintang terus berupaya menggalakkan penguatan nilai-nilai kearifan lokal di wilayah tersebut. Sebab, dengan kearifan lokal mampu mencegah konflik sosial di tengah keberagaman budaya dan adat istiadat.
“Penguatan nilai-nilai kearifan lokal mengandung filosofi bangsa Indonesia tentang pentingnya perdamaian, menjaga keharmonisan, kerukunan, dan lain sebagainya,” ujar Wakil Bupati Sintang, Melkianus ketika membuka kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) bersama Organisasi Kemasyarakatan di Pendopo Bupati Sintang, Selasa (15/11/2022) lalu.
Kegiatan yang mengusung tema “Antisipasi Konflik Sosial Melalui Pendekatan Kearifan Lokal” itu, diharapkan mampu meredam dan mengantisipasi konflik di tengah masyarakat.
“Komunikasi maupun penyebaran informasi yang berharga tentang pentingnya menghargai nilai-nilai kearifan lokal dapat mencegah terjadinya konflik sosial, sehingga berdampak positif terhadap persatuan dan kesatuan bangsa serta pembangunan di Kabupaten Sintang,” kata Wabup Melkianus.
Salah satu penyebab terjadinya konflik sosial di lingkungan masyarakat, menurut Wabup Melkianus, karena mulai meredupnya budaya kearifan lokal masyarakat.
“Untuk itu, melalui penguatan kearifan lokal mampu mencegah konflik sosial,” ulas Wabup Melkianus.
Wabup Melkianus berpendapat, salah satu budaya kearifan lokal yang mulai ditinggalkan, yakni budaya bergotong-royong. Padahal, budaya gotong royong tersebut dapat memperkuat kebersamaan masyarakat untuk mencegah terjadinya konflik sosial.
“Budaya kita adalah bergotong-royong. Tapi kini sudah mulai meredup. Padahal, budaya tersebut merupakan perekat kebersamaan dan kekompakan yang bisa mencegah terjadinya konflik sosial di lingkungan masyarakat,” pungkas Wabup Melkianus. (Dex)