
LensaKalbar – Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yosepha Hasnah meminta kepada Tim Satgas Covid-19 melakukan evaluasi atas kinerjanya sejauh ini, dan mencari tahu apa penyebab utama kasus terkonfirmasi positif menjadi melonjak di kabupaten ini.
“Saya minta ini dievaluasi kembali. Cari penyebab lonjakan kasus ini, kemudian ambil langkah konkrit untuk penanganannya,” ujar Sekda Sintang, Yosepha Hasnah saat mengikuti rapat koordinasi (Rakor) terkait menyikapi lonjakan kasus positif Covid-19 di Pendopo Bupati Sintang, Senin (12/4/2021).
Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Rosa Trifina menyampaikan tren penyebaran Covid-19 pada tiga minggu ini mengalami peningkatan yang luar biasa.
“Kami menganggap perlu ada langkah serius menangani hal ini. Ruang perawatan covid-19 di RSUD AM Djoen Sintang ada 4 ruang perawatan dengan jumlah tempat tidur sebanyak 32 tempat tidur. Hari ini tersisa 1 tempat tidur yang belum terisi. Tapi dengan catatan, pasien yang dirawat di Ruang Pinere yang ada di IGD sebanyak 8 orang tidak bergeser ke ruangan khusus. Dalam Ruangan Isolasi Tekanan Negatif (RITN) ada 7 tempat tidur, yang juga ada kamar untuk pasien positif yang akan dioperasi,” ungkap Rosa.
Ruangan Tembesuk, kata Rosa, juga ada 8 tempat tidur dan Ruang Isolasi Khusus ada 13 tempat tidur dan tersisa 1 tempat tidur saja.
“Pasien yang meninggal karena covid-19 di minggu kedua April 2021 sebanyak 5 orang. Ini menjadi angka tertinggi kematian di Sintang. Tren orang yang dirawat bukan karena covid-19 semakin menurun, tetapi tren orang yang dirawat karena covid-19 meningkat. Tenaga kesehatan yang terkonfirmasi covid-19 tiga bulan terakhir total 68 orang. Yang sekarang kami istirahatkan untuk 14 hari ke depan sebanyak 17 orang nakes. Inilah yang menyebabkan kami harus menutup IGD dan menambah personil dari ruangan rawat jalan. Bahkan tim manajemen kami siap dikerahkan jika memang nanti sangat darurat,” bebernya.
Menurut Rossa, masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19, rata-rata kasus berat dan kritis. Tenaga kesehatan yang terkonfirmasi juga meningkat. “Kami baru saja merekrut 30 orang petugas kesehatan dan langsung bekerja. Solusinya menurut kami adalah kita sebaiknya membuka kembali rumah sakit lama untuk merawat pasien covid-19, meskipun ada kendala juga seperti sumber daya manusia, lokasi rumah sakit yang ada di tengah pemukiman. Solusi lainnya, RSUD Ade M Djoen Sintang di khususkan untuk pasien covid-19 sampai situasi normal, sedangkan pasien non covid-19 di alihkan ke rumah sakit lainnya atau puskesmas. Hanya saja akan bermasalah dalam pasien yang ditanggung BPJS,” kata Rosa.
Dokter Spesialis Paru RSUD AM Djoen Sintang dr. Handriyani, Sp. P menyampaikan kasus yang berat dan kritis semakin meningkat. “Ada yang kami periksa 6 orang, 5 orang di antaranya positif. Ruang Tembesuk sudah penuh yang memang merawat khusus yang agak parah. Energi tenaga kesehatan lebih terkuras karena memakai hazmat. Tenaga kesehatan di RITN sudah ada yang kami istirahatkan,” kata dia.
Olehkarena itu, kata dia, pihaknya menyampaikan rekomendasi seperti ini. “Mau sebanyak apapun kapasitas rumah sakit, tetap akan bertambah pasien covid-19, kalau prilaku masyarakat tidak berubah. Kami juga mengharapkan perketat orang masuk ke Sintang. Kalau perlu yang akan ke Sintang wajib menunjukan surat bebas covid-19,” sarannya. (Dex)