Edi Motivasi Pasien Covid-19

  • Whatsapp

LansaKalbar – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengunjungi Rusunawa Nipah Kuning sebagai rumah karantina pasien positif Covid-19, Kamis (30/4/2020).

Dengan membawa buah-buahan untuk diberikan kepada 11 pasien yang diisolasi, Edi sempat berkomunikasi dengan satu diantaranya melalui video call Whatsapp dari halaman depan Rusunawa. Kedatangannya ke Rusunawa tersebut untuk memotivasi mereka yang dikarantina agar cepat sembuh, sekaligus melihat kondisi kesehatan mereka yang diisolasi.

“Saya meninjau langsung ke rusunawa ini untuk melihat langsung kondisi rumah karantina khusus di sini,” ujarnya.

Saat mengunjungi rumah karantina, ia juga ingin mengetahui apakah ada kekurangan yang harus disediakan. Salah satunya permintaan dari mereka adalah fasilitas wifi.

Menurutnya, di rusunawa memang sudah ada fasilitas internet, namun untuk lantai dua belum terpasang. Dalam kesempatan itu, dirinya juga memastikan lingkungan di sana terjaga dengan baik, termasuk ketersediaan air bersih.

“Dengan kondisi lingkungan dan fasilitas yang memadai menjadi salah satu upaya mendukung kesembuhan mereka,” kata Edi.

Selama berada di rumah karantina, lanjutnya, mereka tidak diperkenankan keluar. Aktivitas mereka sehari-hari dilakukan di kamar. Selain itu, mereka juga melakukan aktivitas senam dan berjemur di dalam lingkungan rusunawa.

Diakuinya, pihaknya masih kekurangan tenaga relawan untuk merawat pasien. Sehingga sampai saat ini, pihaknya masih membuka kesempatan bagi tenaga relawan yang ingin mendaftar.

“Kita masih membuka pendaftaran untuk tenaga relawan, terutama dokter dan perawat,” sebutnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu menambahkan, rumah karantina di Rusunawa Nipah Kuning ini diperuntukkan bagi pasien positif Covid-19 yang dalam keadaan sehat. Meskipun demikian, mereka memang belum bisa dipulangkan karena masih berpotensi menularkan ke orang lain.

“Sehingga mereka kita isolasi di sini,” imbuhnya.

Menurutnya, walaupun secara fisik sudah sehat, tetapi mereka masih harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium hingga dinyatakan sembuh. Isolasi pasien tanpa gejala di rumah karantina itu untuk mengurangi beban rumah sakit yang ada.

Selama berada di karantina, para pasien mendapat perawatan untuk menjaga kesehatan mereka tetap stabil. “Misalnya, apabila ada yang mengidap hipertensi, kita berikan obat untuk hipertensi, kemudian kita juga berikan vitamin dan makanan bergizi” tuturnya.

Untuk ruang isolasi yang tersedia, masing-masing lantai ada 15 ruang. Idealnya, satu orang tenaga medis merawat 10 orang. Saat ini terdapat sembilan perawat dan satu orang dokter. Tenaga yang dibutuhkan untuk ditempatkan di rumah karantina ini diantaranya dokter, perawat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, termasuk tenaga psikolog. Diakuinya, untuk tenaga dokter memang masih sangat minim yang mendaftarkan diri menjadi relawan.

“Hingga saat ini baru beberapa yang mendaftar, khususnya dokter dan perawat,” pungkasnya. (jim/prokopim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *