LensaKalbar – Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 733 Tahun 2011 luas kawasan tutupan hutan yang masih alami di Kabupaten Sintang 1,2 juta hektar. Sekarang tinggal 870 ribu hektar.
“61 ribu hektar hutan di luar kawasan hutan. Nah, Sintang adalah Kabupaten Lestari, kita ingin ada keseimbangan antara menjaga lingkungan seperti kawasan hutan tetapi masyarakatnya bisa hidup, ekonominya hidup, dan yang paling pentingmenghargai adat dan budaya,” ujar Bupati Sintang, Jarot Winarno saat meresmikan pabrik tengkawang dan kosmetik yang ditandai dengan penandatanganan prasasti serta pengguntingan pita di pabrik tengkawang Jalan Nenak-Sungai Ringin, Desa Anggah Jaya, Kecamatan Sintang, Senin, (24/2/2020).
Dulunya, kata Jarot, buah tengkawang adalah maskotnya Kalbar, dan umumnya Kalimantan. Buah tersebut dinilainya erat kaitannya dengan masyarakat adat.
“Kalau saya dulu jadi dokter di daerah pedalaman, buah tengkawang ini diperas hingga keluar minyaknya , kemudian minyaknya itu bisa dipakai untuk pengobatan tradisional. Jadi, inilah yang dimaksud dengan tengkawang erat dengan adatnya”, ungkapnya.
Dengan hadirnya pabrik ini, kata Jarot, harga tengkawang akan menjadi meningkat dari pada harga sebelumnya. “Ada saatnya tengkawang ini harganya mahal, bisa-bisa masyarakat hidup bergantung kepada komoditi tengkawang ini. Kuncinya satu ya, kita sama-sama menjaga hutan, dan menjaga pohon tengkawang ini,” tuturnya.
Menurut Jarot, harga tengkawang untuk saat ini sangatlah rendah, sehingga komoditi ini ditinggalkan masyarakat. “Masyarakat kita bingung mau jual kemana, bahkan ada yang ditebang pohon tengkawangnya, padahal nilai jual tengkawang bisa tinggi. Nah, dengan adanya pabrik ini, kita harap dapat memberikan penghasilan baru bagi masyarakat Sintang,” ungkapnya.
Untuk itu, Jarot berharap agar masyarakat kedepannya dapat membudidayakan tengkawang dengan baik dan benar agar nilai jualnya semakin tinggi. Apalagi, pihak perusahaan dapat memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat tentang membudidayakan tengkawang dengan baik agar hasil budidaya tengkawang dapat bernilai harga tinggi, hal tersebut dinilai dapat menjaga kelestarian hutan yang kita miliki.
“Ini merupakan cahaya baru, harapan baru masyarakat untuk bisa membudidayakan tengkawang lagi, mudah-mudahan dengan pabrik buah tengkawang bisa ditampung sebanyak-banyaknya,” harapnya. (Dex)