Berharap Desa Mandiri Tingkatkan Nilai Eksport

  • Whatsapp
Gubernur Kalbar, H Sutarmidji saat menjadi keynote spekear Seminar Internasional ‘Membangun Desa Mandiri Sebagai Sabuk Ketahanan Ekonomi’ di ruang Aula Rektorat Untan, Senin (7/10/2019). FOTO: HUMPRO

LensaKalbar – Untuk meningkatkan nilai eksport Provinsi Kalbar, Gubernur Kalbar, H Sutarmidji mengingatkan masyarakat di perdesaan guna membangun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di wilayahnya masing-masing.

Langkah itu penting dilakukan. Sebab dengan adanya BUMDes ini, akan meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan membuat desa tersebut menjadi desa mandiri.

“Kita jangan bicarakan Sumber Daya Alam saja untuk meningkatkan eksport, saya tidak akan hitung itu akan selesai. Yang perlu kita tumbuh kembangkan supaya perekonomian masyarakat itu berkembang sektor-sektor lain seperti pertanian, perikanan, perkebunan itu paling penting,” ungkap Gubernur Kalbar, H Sutarmidji saat menjadi keynote spekear Seminar Internasional ‘Membangun Desa Mandiri Sebagai Sabuk Ketahanan Ekonomi’ di ruang Aula Rektorat Untan, Senin (7/10/2019).

Apabila BUMDes bisa dikembangkan dengan indikator desa mandiri, kata dia, maka pertumbuhan ekonomi di Kalbar akan meningkat dan nilai eksport juga meningkat.

“Jika sektor pertanian, perikanan, perkebunan sudah memiliki BUMdes dikembangkan nah itu bisa kalo seluruh desa sudah bisa jadi Desa Mandiri dengan salah satu BUMdes sehat. Kalo kita punya 1500 BUMdes saja sudah berkembang dengan produk unggulan yang bisa kita eksport menjadi nilai tambah, saya yakin Kalbar bisa maju,” tuturnya.

Tak hanya itu saja, Midji pun berharap kepada para petani untuk meningkatkan NTP yang ada untuk di atas rata-rata. Karena dengan tingkatnya produksi para petani maka akan mensejahterakan para petani tersebut.

“Sekarang NTP petani itu antara 95 persen sampai 96 persen, artinya petani itu kurang sejahtera, yang dikeluarkannya 100 persen dapat hasilnya 93 persen. Nah sekarang bagaimana kita membuat NTP itu di atas 100 persen. Sebenarnya tidak sulit dengan meningkatkan produksi dari rata-rata 3 ton perhektar menjadi 3,5 Ton perhektar, itu sudah diatas 100 persen dengan jaminan pupuknya betul-betul NPK 15 persen kandungannnya dan bibitnya betul-betul bibit yang unggul serta inovasi bibit lokal yang unggul,” katanya.

Sementara itu, Anggota Dewan Komisioner Bank Indonesia Dody Budi Waluyo yang hadir dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, program desa mandiri membantu percepatan pembangunan daerah Kalbar sangat baik. Karena Desa Mandiri memiliki banyak keuntungan sebagai ketahanan ekonomi.

“Kami Melihat bahwa desa mandiri satu potensi untuk membantu percepatan pembangunan di kalbar khususnya dan umumnya di Indonesia. Jadi prioritas pemerintah diletakkan pada desa mandiri karena kita tahu bahwa banyak keuntungan dalam program desa mandiri serta pembiayaan harus diterapkan dan pendampingan dalam program desa mandiri itu,” ungkap Dody Budi Waluyo.

Menurut Dody, bahwa Bank Indonesia dalam program desa mandiri untuk membantu permasalahan dalam social ekonomi. Adapun membantu social ekonomi dengan cara UMKM yang unggulan yang ada di perdesaan, sebagai ekonomi berkelanjutan dan inklusif.

“Bank Indonesia mendukung semua kebijakan pemerintah, ada area-area ada dalam kewenangan kita. Kalo menyangkut dalam sector rill tapi kita bisa bekerjasama dalam konteks advokasi supaya ekonomi berkelanjutan dan inklusif,” tuturnya.

“Jadi BI masuk ke tengah masyarakat untuk membantu masyarakat dalam konteks mengatasi permasalahan sosial ekonomi. Kita ingin agar ekonomi bisa tumbuh secara berkelanjutan dan inklusif agar bisa menyerap banyaknya tenaga kerja,” tambahnya.

Menurutnya, banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan di Kalbar, untuk itu ke depan perlu dibangun jaringan ekonomi nasional antara Kalbar dengan daerah lainnya dimana ini belum dimanfaatkan secara maksimal. (Nrt/Humpro)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *