Sadaniang Terpilih Menjadi Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional

  • Whatsapp

LensaKalbar – Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Mempawah terpilih menjadi salah satu kecamatan yang dicanangkan sebagai Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN).

Pencanangan tersebut dirangkai sekaligus dengan peluncuran Program Responsive Innovation Fund (RIF) tahap 2, dan peresmian Rice Milling Unit (RMU) serta Rumah Pajang PI Prukades (Pusat Inkubator Produk Unggulan Desa), Kamis (5/9/2019).

Kegiatan tersebut dihadiri Dirjen Pembanguan Kawasan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Harlina Sulistyorini beserta rombongan Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Provinsi Kalimantan Barat, Sri Jumiadatin, Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi serta tamu undangan lainnya.

Dirjen Kemendes PDTT, Harlina menjelaskan, terpilihnya kecamatan Sadaniang sebagai KPPN yakni, dengan telah melewati seleksi sejak tahun 2015. Lokasi ini adalah pilihan dari 6 kawasan dari 60 KPPN yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Dan ada di 60 Kabupaten yang merupakan 39 pusat perkembangan atau pertumbuhan yang terkait dengan desa dan kota yang termasuk di dalam 23 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Kalau sudah masuk lokasi strategis dalam dokumen perencanaan nasional, tentu kami akan terus mengawal pengembangan dan pembangunan kegiatan. Tinggal bagaimana kita lihat sporting dari daerah tersebut,” ujarnya.

Selain itu, Harlina berharap kepada para pelaku pelaksana di desa agar senantiasa mensupport dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi lokal masyarakat desa. “Misalnya, kalau di sadaniang ini untuk pengelolaan kawasan sudah terbentuk BUMDes bersama yang terdiri dari 6 desa dan saya berharap, untuk kelancaran operasional bisa sharing dari dana desa,” ungkapnya.

Tidak kalah pentingnya, Harlina menambahkan, para pelaku pelaksana di tingkat desa serta masyarakat  harus bisa melakukan inovasi dalam mengelola BUMDes.

“Salah satu kami ambil contoh seperti BUMDes untuk pengembangan desa wisata yang terletak di Klaten, BUMDes di kawasan tersebut sudah mempunyai keuntungan yang sangat fantastis, dengan pendapatan mencapai 10 milyar. Saya yakin, produk-produk disini potensinya cukup signifikan sehingga nantinya bisa melebihi keuntungan BUMDes yang ada di Klaten,” ujarnya.

Harlina mengingatkan, selain peningkatan atau pemenuhan kebutuhan dasar di desa dengan dana desa, kerjasama antar desa juga harus ditingkatkan karena dari sisi ekonomi akan lebih mempunyai potensi dan fungsi yang lebih maksimal.

Sementara, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Provinsi Kalbar, Sri Jumiadatin mengatakan, kegiatan ini sangat penting dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi di kawasan perbatasan. Kabupaten Mempawah adalah Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Ibukota Provinsi Kalimantan Barat yaitu, Pontianak. Maka, posisi ini dinilai sangat strategis dalam upaya untuk memasarkan produk-produk khususnya di sektor pertanian dan sub sektor perikanan.

“Kami berharap, melalui kegiatan ini di Kabupaten Mempawah dapat membantu pemerintahan daerah dalam mewujudkan kemajuan desa yang mandiri, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan, juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa,” ujarnya.

Selain itu, program ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat, sehingga dapat dinikmati oleh seluruh desa yang mempunyai potensi sumber daya alam yang cocok untuk pengembangan komoditas – komoditas tersebut.

“Semoga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kalbar. Dan yang terpenting adanya perhatian serius dari kita semua untuk melakukan singkronisasi, sinergitas antara Provinsi dan Kabupaten terhadap program baik dari pusat maupun dari luar pemerintah,” pungkasnya. (Dvd/Humpro)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *