SDN 19 Telayar Terbakar, Erlina Minta Dikporapar Siapkan Ruang Belajar Mengajar Sementara

  • Whatsapp

LensaKalbar – Pasca mengetahui musibah kebakaran di SDN 19 Dusun Telayar, Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur yang terjadi pada Sabtu (17/8/2019).

Bupati Mempawah memerintahkan Plt Kadis Dikporapar, Sawardi untuk melihat kondisi di lapangan.

“Siang tadi menjelang upacara penurunan bendera, saya mendapat laporan bahwa SDN 19 Telayar mendapat musibah kebakaran yang menghanguskan 1 sekolah. Saya meminta Plt Kadisdikporapar untuk segera melihat kondisi terakhir dilapangan” ungkap Bupati Mempawah Erlina.

Erlina mengatakan, Pemerintah Daerah akan bergerak cepat dalam menangani dan mencari solusi cepat dan tepat terkait proses belajar mengajar anak didik SD 19 Telayar tersebut.

“Kami akan segera mencari solusi yang cepat dan tepat, karena ini merupakan pelayanan dasar dan Pendidikan dasar bagi anak-anak kita di desa telayar ini,” katanya.

Solusi sementara yang ditawarkan, Hj Erlina adalah kelas sementara. Olehkarenanya, Plt Kadisdikporapar Mempawah dimintanya agar mempersiapkan sarana belajar mengajar bagi anak-anak  di Dusun Telayar itu.

“Yang terpenting anak-anak kita jangan sampai berhenti belajar dan sekolah,” tegasnya.

Terkait dengan proses belajar mengajar Plt. Kepala Dinas Dikporapar, Sawardi akan menindaklanjuti perintah Bupati Mempawah untuk mencarikan solusi yang cepat dan tepat.

“Sesuai arahan Bupati kami dari dinas dikporapar akan mencari solusi, yaitu kami akan mengkomunikasikan kepada Kepala Desa untuk melaksanakan proses belajar mengajar di gedung Posyandu atau PAUD, namun akan kita liat terlebih dahulu gedung mana yang layak untuk dilaksanakan proses belajar mengajar,” ungkap Sawardi.

Sementara, Kepala Sekolah SDN 19 Telayar, Dedy Setyawan yang memiliki 12 siswa tersebut menjelaskan penyebab kebakaran diduga berasal dari merambatnya kebakaran lahan dan hutan di lahan gambut yang berada dekat dengan dusun telayar.

“Sumber api berasal dari bawah gedung sekolah yang beralaskan papan, kemudian membakar lantai kelas hingga menghanguskan 1 sekolah rata dengan tanah,” jelasnya.

“Kami dan masyarakat desa sudah melakukan usaha maksimal untuk memadamkan api. Namun, angina kencang dan peralatan seadanya tidak cukup untuk memadamkan api tersebut,” pungkasnya. (Humpro)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *