Sekda Buka Bursa Inovasi Desa Cluster I

  • Whatsapp

LensaKalbar – Sekretaris Daerah (Sekda), H Ismail berkesempatan membuka kegiatan Bursa Inovasi Desa (BID) Clutser I di Halaman Kantor Camat Mempawah Timur, Rabu (7/8/2019) pagi.

Kegiatan itu diikuti seluruh desa yang ada di Kecamatan Mempawah Timur, Mempawah Hilir dan Sungai Kunyit.

Dalam sambutannya, Ismail mengatakan, saat ini pemerintah desa telah memiliki sumber dana yang cukup melalui penyaluran dana desa setiap tahunnya dari pemerintah pusat. Tinggal bagaimana desa mengoptimalkan kebijakan penggunaan dana desa agar memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa.

“Makanya dilaksanakan BID ini untuk mendorong desa supaya lebih kompetitif dan semakin berdaya saing untuk berlomba-lomba mempromosikan potensi di desa,” kata Ismail.

Menurut Ismail, seorang Kepala Desa (Kades) harus piawai dalam mempromosikan potensi desa. Agar, desa tersebut menjadi daya tarik dan dilirik masyarakat luar untuk berkunjung. Ismail mengatakan, perkembangan teknologi memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mempromosikan bebagai inovasi dan kreatifitasnya.

“Sarana promosi itu bukan hanya BID, bisa juga menggunakan media sosial dan perangkat lainnya yang bisa dijangkau seluruh dunia. Kuncinya, Kades harus kreatif dan inovatif untuk menghasilkan suatu inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya,” tegasnya.

Sementara itu, Pendamping Desa Kecamatan Mempawah Timur, Hanise mengungkapkan, kegiatan BID telah dilaksanakan sejak 2017 silam. Namun, tahun sebelumnya dilaksanakan ditingkat kabupaten dan diikuti seluruh desa, maka tahun ini dilaksanakan tiap kecamatan.

“Dalam kegiatan BID ini akan terjadi transaksi. Para pengunjung yang di bursa A akan ditawarkan menu yang berkaitan dengan infrastruktur. Bursa B menyediakan menu pengembangan SDM serta bursa C menawarkan kewirausahaan, ekonomi dan pelatihan,” paparnya.

Maka, dirinya mempersilahkan seluruh perangkat desa untuk berkunjung ke masing-masing bursa. Dia pun mengingatkan agar pengunjung mengamati, meniru dan memodifikasi inovasi yang tersedia.

“Jika ada menu yang cocok dan sesuai dengan potensi desa, silahkan dipilih dan dicatat di kartu komitmen,” pintanya.

Setelah selesai rampung, lanjut Hanise maka kartu komitmen tersebut akan dikumpulkan dan ditindaklanjuti. Sebab, menu yang telah dipilih itu akan menjadi komitmen untuk ditiru di desa masing-masing.

“Menu yang dipilih di BID ini harus dimasukan dalam dokumen RKPDes dan APBDes untuk direalisasikan pada tahun 2020. Jangan sampai menu di kartu komitmen sudah dicatat, tetapi tidak masuk dalam perencanaan pembangunan desa. Pengalaman lalu, banyak desa yang tidak memasukan menu dalam dokumen desa. Tolong desa jangan PHP,” harapnya.

Terakhir, dirinya meluruskan pemahaman tentang BID yang merupakan kegiatan pokok dalam Program Inovasi Desa (PID). Tujuan program itu untuk memperkuat desa dalam penggunaan dana desa agar lebih efektif dan berkualitas. Sehingga penggunaan dana bisa dioptimalkan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa.

“PID ini tidak membawa uang. Kegiatan yang dilaksanakan sesuai menu BID dapat direalisasikan dengan menggunakan dana desa. Jadi PID tidak memberikan uang, melainkan memberikan inovasi pembangunan agar efektif penggunaan dana desa dilingkungan masyarakatnya,” terangnya. (Humpro)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *