Waduh, Rumah Makan Masih Banyak Gunakan Gas Bersubsidi

  • Whatsapp
Tim gabungan saat melakukan sidak gas elpiji 3 kilogram di RM Carano Sintang, Kamis (2/5/2019)

LensaKalbar – Sebanyak 44 tabung gas elpiji kemasan 3 kilogram ditemukan dan digunakan oleh 9 rumah makan di Kota Sintang.

Temuan itupun setelah dilakukannya sidak ke sejumlah rumah makan yang dilakukan oleh tim gabungan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop dan UKM), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan Pertamina, Kamis (2/5/2019).

Pertama tim monitoring melakukan sidak di RM Carano (tugu BI,red). Di tempat itu, petugas langsung masuk ke dapur rumah makan dan mengecek bahan bakar yang digunakan untuk memasak. Ternyata, petugas menemukan gas elpiji 3 kilogram masih digunakan untuk memasak sebanyak 18 tabung.

Sedangkan di RM Citu Bundo ada 14 tabung elpiji subsidi. Di RM Sederhana ditemukan 11 tabung elpiji subsidi. Selanjutnya, tim gabungan menyasar rumah makan di Sungai Durian, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kecamatan Sintang.

Di RM Salsabila Jalan MT Haryono, meski sudah menggunakan tabung 12 kilogram dan 5,5 kilogram, masih ditemukan stok elpiji subsidi sebanyak 3 buah. Sementara RM Selera Anda, Jalan Wirapati Sintang juga ditemukan elpiji subsidi sebanyak 6 tabung, dan RM K Ombak ditemukan 3 tabung elpiji subsidi.

Hanya di Rumah Makan Sari Bundo dan Rumah Makan Roda Minang tidak ditemukan penggunaan elpiji subsidi saat petugas melakukan sidak.

Atas temuan tersebut, petugas langsung mengganti tabung gas elpiji 3 kg dengan tabung gas Elpiji 5,5 kilogram. Sedangkan tabung gas Elpiji 3 kilogram langsung diangkut mobil yang sudah dipersiapkan.

Kasi Perlindungan Konsumen Pengawasan Barang dan Jasa Disperindagkop dan UKM Sintang, Nani Nurlela memberikan arahan, dan imbauan tentang peruntukan elpiji 3 kg, dan mengajak para pelaku usaha untuk melakukan penukaran tabung subsidi ke tabung tidak subsidi.

“Kami mengingatkan kepada para pelaku usaha ini untuk mau beralih, karena yang mereka gunakan ini jelas tertulis ‘Hanya untuk masyarakat miskin’. Dan mereka bukan kelompok keluarga miskin sehingga tidak bisa menggunakan elpiji bersubsidi,” ujarnya.

Dari 9 rumah makan di Kota Sintang yang kami datangi, 6 di antaranya masih menggunakan elpiji subsidi ukuran 3 kilogram. “Kalau ditotalkan ada 44 elpiji 3 kilogram yang kita temukan di 9 rumah makan tersebut,” katanya.

Menurutnya, rumah makan yang masih menggunakan elpiji subsidi bukan karena mereka tidak tahu. Tapi setelah dilakukan sidak justru mereka mau beralih.

“Saya rasa pelaku sudah tahu aturan itu, tapi pura-pura ndak tahu aja. Karena, kami sudah sering memberikan surat peringatan maupun imbauan agar menggunakan elpiji sesuai peruntukan,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Kasi Bina Usaha Pendaftaran Perdagangan Pengembangan Produk Dalam Negeri Disperindagkop dan UKM Sintang, Syafrudin mengatakan, dalam sidak tersebut pihaknya hanya mendampingi Pertamina. Karena, pada tanggal 4 Januari 2019, sudah disampaikan Surat Edaran mengenai penggunaan gas elpiji bagi pelaku usaha.

“Jadi, hari ini untuk menindaklanjuti hasil penyampaian surat edaran itu sekaligus melakukan pembinaan dan pengawasan langsung. Jika ditemukan elpiji subsidi yang tidak sesuai peruntukan, langsung ditarik untuk ditukar dengan gas non subsidi. Tapi, ini berlaku untuk rumah makan, café dan hotel,” katanya.

Setelah sidak kedua, ia memastikan tim gabungan akan turun lagi ke lapangan. “Jika masih menggunakan gas elpiji subsidi tidak sesuai dengan peruntukan, akan kami tindak,” tegasnya.

Sementara, Cheker Support SE LPG Ari Sulistiyanto menegaskan akan menindak tegas rumah makan yang masih menggunakan gas elpiji subsidi.

“Kedepan akan kami tindak tegas semuanya. Saat ini, elpiji subsidi yang ditemukan, kami tukar dengan 5,5 kilogram,” katanya.

Ia mengatakan, pihaknya juga akan melakukan sidak ke semua rumah makan di Sintang. “Sesi sidak selanjutnya, ndak ada ampun lagi. Sekarang kami masih memberikan toleransi,” katanya.

Ari mengatakan, dalam sidak kedua ini, sebagian besar rumah makan masih menggunakan elpiji subsidi atau gas 3 kilogram. “Total elpiji subsidi yang langsung kami tukar dengan gas non subsidi kali ini sebanyak 19 tabung,” pungkasnya. (Dex)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *