Hari Ini, KPU Sintang Gelar Simulasi Pemungutan Suara di TPS

  • Whatsapp
KPU Sintang melakukan persiapan simulasi pemungutan suara, di Halaman Indor Apang Semangai, Senin (8/4/2019) malam

LensaKalbar – Hari ini, Selasa (9/4/2019), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sintang melakukan simulasi pemungutan suara, di Halaman Indor Apang Semangai.

Simulasi dilakukan guna memastikan kesiapan penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019. KPU Sintang melibatkan PPK, PPS dan KPPS dalam simulasi yang digelar.

Selain itu, KPU ingin melihat berbagai persoalan teknis yang memungkinkan dapat terjadi pada puncak pemilu pada 17 April 2019 mendatang. Sehingga persoalan yang timbul dapat terpetakan.

“Misalnya, pemilih datang ke TPS hanya dengan membawa e-KTP (sesuai domisili alamat TPS),  sementara yang bersangkutan tidak masuk dalam DPT. Secara regulasi, pemilih itu tetap dapat menggunakan hak pilih, hanya saja pelayanannya mulai pukul 12.00-13.00. Langkah demikian mesti dilakukan KPPS saat menyelenggarakan pemungutan suara,” kata Komisioner KPU Sintang, Sutami, Senin (8/4/2019) malam.

Olehkarenanya, simulasi yang dilakukan KPU pun ikut mengundang unsur masyarakat dan kelompok mahasiswa. Sebab keterlibatan stakeholder menjadi upaya KPU menyampaikan kepada masyarakat terkait teknis pencoblosan di TPS dengan terlibat langsung sebagai pemilih dalam simulasi.

“Masyarakat bisa menyaksikan secara langsung simulasi yang digelar. Mulai dari proses persiapan di TPS, pemungutan, dan penghitungan surat suara. Begitu juga dengan penulisan salinan sertifikat hasil penghitungan di TPS,” katanya.

Pada simulasi ini, menurut Sutami, mereka akan mendapatkan gambaran seperti apa persoalan yang berpotensi muncul saat pencoblosan. Melalui simulasi ini, pihaknya akan mengetahui seberapa cakap penyelenggaraan di tingkat PPK, PPS, dan KPPS dapat menyelesaikan permasalahan teknis tersebut jika terjadi persoalan dalam pencoblosan.

Beragam persoalan itu, tambah Sutami, tidak menutup kemungkinan terjadi saat pencoblosan. Selain menambah kecakapan, simulasi ini juga dapat menambah pengetahuan penyelenggara teknis lainnya dalam mencari solusi saat masalah terjadi nanti.

“Agar penyelenggara punya bayangan apa yang kemungkinan akan terjadi. Meskipun nantinya tidak terjadi seperti itu, tapi setidaknya mereka sudah siap,” imbuhnya. (Dex)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *