LensaKalbar – Zero PETI?. Sepertinya program tersebut bagus terdengar ditelinga. Sayangnya, program tersebut sekedar wacana dan rencana yang digalakkan oleh aparat penegak hukum.
Buktinya, sepanjang Sungai Kapuas di Kabupaten Sintang masih ditemukan ratusan aktifitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Kondisi ini tentu mengancam kehidupan masyarakat yang tinggal di pesisir sungai.
“Programnya… bagus kalau Zero PETI. Cuma buktikan, karena kalau hanya sekedar wacana dan rencana percuma juga,” kata Ketua Koordinator Pengawasan Air dan Perikanan Kalimantan Barat, Rayendra, Sabtu (06/10/2018).
Rayendra pesimis Zero PETI di Kabupaten Sintang dapat berjalan optimal seperti yang diharapkan bersama. Pasalnya, sudah beberapa kali berganti pucuk pimpinan ditubuh aparat penegak hukum tidak pernah yang namanya terjadi Zero PETI.
“Ini kondisi rill, sudah beberapa periode bergantian kepemimpinan tidak pernah terjadinya yang namanya Zero PETI. Kalau pun itu terjadi merupakan hal yang luar biasa dan prestasi lah,” ucapnya.
Dikatakan tidak tahu, kata Rayendra, hal yang mustahil. Apalagi, aktifitas PETI di aliran Sungai Kapuas dilakukan secara terbuka. Mustahil, bagi aparat penegak hukum tidak mengetahui kondisi tersebut.
Berdasarkan pantauannya dilapangan, mulai dari wilayah Sesar, Simba Raya, dan Kelam itu ada ratusan set aktifitas PETI yang masih berjalan hingga saat ini. Artinya, penegakan seperti ini masih dilakukan setengah-setengah.
Olehkarenanya, Rayendra mengharapkan adanya solusi nyata dari Pemerintah Daerah dan aparat penegak hukum terkait persoalan PETI di Kabupaten Sintang. Sebab, kondisi ini sudah mestinya menjadi perhatian kita bersama.
“Kalau bisa jangan dibiarkan lagi ada aktifitas PETI di aliran Sungai Kapuas,” tutupnya. (Dex)