LensaKalbar – “Kami kalau mau pergi ke Sintang setiap hari menghirup debu!” Demikian kalimat terucap dari mulut Husnah, warga Desa Sungai Risap, Kecamatan Binjai Hulu, Minggu (19/08/2018).
Mengapa tidak, ruas jalan berstruktur tanah tersebut pastinya akan menimbulkan debu begitu pekat apabila dilintasi kendaraan roda dua, roda empat, dan roda enam.
Begitu juga dengan warga yang tinggal di tepian jalan raya, teras rumahnya terpaksa harus sering kali dibersihkan, karena debu -debu jalanan ikut naik.
“Debunya minta ampun disini, jalan bergelombang, kendaraan padat,dan debu beterbangan kemana mana,” ucapnya.
Menurutnya, ruas jalan memang sudah dilebarkan, mulai dari ruas jalan Simba hingga jalan pintas SP-DE-AB. Meskipun demikian, Husnah memaklumi kondisi ruas jalan di Kecamatan Binjai Hulu berdebu. Sebab, faktor cuaca juga dalam kondisi kemarau.
“Simalakama sih ya sebenarnya. Kalau sekarang ini kan musim kemarau ya. Pastinya ruas jalan kita berdebu. Begitu juga kalau musim hujan ya… Lebih parah lagi, bukannya debu yang naik, tetapi lumpur,” kata Husnah sembari tertawa kecil.
Husnah berharap agar Pemerintah Kabupaten Sintang, Provinsi Kalbar, dan Pemerintah Pusat dapat segera memberikan solusi rill terkait kondisi ruas jalan yang dinilai masyarakat buah simalakama ketika musim kemarau maupun musim hujan.
“Maunya kita sih ruas jalan ini di aspal hitam. Tapi paling tidak di beton dulu lah, agar musim kemarau dan musim hujan tiba kondisi ruas jalan tersebut tidak seperti ini,” katanya. (Dex)