Sintang Kirab Patung Garuda

  • Whatsapp
Bupati Sintang, Jarot Winarno sebagai Inspektur Upacara Peringatan Harjad ke-656 Kota Sintang menerima Patung Burung Garuda, di di Stadion Baning Sintang, Rabu (9/5).

LensaKalbar – Upacara Peringatan Hari Jadi (Harjad) ke-656 Kota Sintang di Stadion Baning Sintang, Rabu (9/5) diawali dengan kirab Patung Burung Garuda. Kemudian diarak peserta dan diiringimarching band SMK Muhammadiyah Sintang ke lapangan upacara.

Patung Burung Garuda tersebut merupakan lambang Kerajaan Sintang dan juga menjadi cikal bakal Lambang Negara RI, Garuda Pancasila saat ini.

Kirab patung ini dilaksanakan untuk mengenang peristiwa perpindahan Kerajaan Sintang dari Sepauk ke titik pertemuan alur Sungai Kapuas dan Sungai Melawi, pada 10 Mei 1363 yang ditetapkan sebagai Harjad Kota Sintang.

“Tema peringatan Hari Jadi Kota Sintang 2018 ini ‘Kota Sintang untuk Semua’. Melalui tema ini kita mau mengajak semua masyarakat Sintang ramah dengan perbedaan, siap menerima keragaman dan cerdas bekerjasama dalam persaudaraan antarsesama anak bangsa,” kata Bupati Sintang, Jarot Winarno ketika menjadi Inspektur Upacara Harjad Kota Sintang.

Dia menjelaskan, keharmonisan dalam perbedaan ini merupakan cita-cita Jubair Irawan I di masa lampau yang patut diaktualisasi di zaman sekarang. Olehkarenanya, masyarakat harus membangun karakter kota yang inklusif, agar menjadi lingkungan masyarakat yang terbuka dan ramah terhadap perbedaan.

“Kekuatan dari keharmonisan yang berasal dari perbedaan itu merupakan modal perubahan dan pembangunan di Sintang. Selain inklusif, kita juga harus memiliki karakter sebagai kota yang berkelanjutan,” papar Jarot.

Untuk mewujudkan hal tersebut, tambah dia, dimulai dengan pendekatan dialogis, dan perluasan pelibatan publik.

“Kita utamakan kerja yang profesional dan perkuat rasa kebersamaan,” kata Jarot.

Sementara itu, Staf Ahli Bupati Sintang, Bidang Perekonomian Pembangunan dan Keuangan, Syamsul Hadi membacakan riwayat singkat Harjad Kota Sintang.

“Peristiwa itu menjadi momentum sejarah keberadaan Kota Sintang sebagai tempat kehidupan sosial-budaya dan pusat pemerintahan,” katanya. (Dex)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *