LensaKalbar – Harga karet masih bertahan di titik nadir. Para petaninya di Kabupaten Sintang semakin resah. Pemerintah tidak boleh tinggal diam terhadap nasib komuditas andalan bagi warga di beberapa daerah ini.
“Saya selaku wakil rakyat mengharapkan ada perhatian pemerintah akan hal ini,” kata Anggota DPRD Sintang, Kusnadi, Senin (30/4).
Legislator Partai Keadilan Bangsa (PKB) ini mengungkapkan, tahun-tahun belakangan ini, harga karet tidak kunjung menggembirakan. Dulu sampai Rp20 Ribu, tetapi sekarang berkisar Rp6 Ribu per Kilogram.
“Ini sangat memprihatinkan,” ucap Kusnadi.
Padahal masyarakat Sintang, khususnya di pedalaman, kata Kusnadi, sangat bertumpu pada karet untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sulit bagi mereka untuk beralih mata pencaharian.
Untuk mendongkrak harga karet, menurut Kusnadi, tentunya intervensi dari pemerintah sangat diharapkan.
“Tergantung juga bagaimana upaya Kementrian Perdagangan membahas upaya dan langkah-langkah menaikkan harga karet kembali seperti dulu,” ucapnya.
Kalau harga karet ini tidak diperjuangkan, tambah dia, bagaimana masyarakat di Sintang bisa hidup sejahtera, apalagi di saat meroketnya harga kebutuhan pokok dari waktu ke waktu.
“Kalau soal kualitas karet, petani pasti akan meningkatkannya. Asalkan peningkatan kualitas berbanding lurus dengan harganya,” tutup Kusnadi. (Dex)