LensaKalbar – Tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak akan meningkatkan kualitas view atau penampilan Masjid Jami’ Sultan Syarief Abdurrahman di Kampung Beting dan pemukiman sekitarnya.
“Tahap awal sekitar Masjid-nya dulu. Sedang kita improve, kita tingkatkan, terutama fisik bangunannya,” kata Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak, Amirullah, kemarin.
Setelah pengerjaan Masjid tertua di Kota Pontianak ini, barukan kawasan di sekitarnya yang akan ditata sedemikian rupa. Pemukiman pendudukan akan disesuaikan dengan kondisi Masjid Jami’.
Amirullah mengingatkan, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pontianak dan pembangunan kewilayah, kawasan Timur ini merupakan Kawasan Budaya.
“Kita juga perlu mengingat daerah Beting dan sekitarnya sebagai asal mula berdirinya Kota Pontianak, berupa Masjid Jami’ dan Istana Kadriah,” ujarnya.
Ia berharap, kawasan sekitar Masjid Jami’ bisa menjadi tujuan wisata yang semakin hari semakin banyak, semakin banyak dikunjungi, baik wisatawan, lokal regional maupun mancanegara.
“Yang jelas, Masjid Jami merupakan kawasan tujuan wisata Kota Pontianak, karena merupakan cagar budaya yang harus dijaga keasliannya,” ucap Amirullah.
Menurut Amirullah, sangat penting untuk menjaga keaslian Masjid Jami’ Pontianak. Kalaupun harus diperbaiki, harus sesuai, tidak jauh dari kondisi semula.
Untuk mempercantik tampilan Masjid Jami’ Pontianak, menurut Amirullah, tentunya bukan perkara muda. Pihaknya dihadapkan pada permasalah sulitnya mendapat materialnya, berupa kayu besi atau belian.
“Ini sudah kita rumuskan,” ucapnya.
Dalam pembangunan ini, tambah dia, tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. “Soal anggaran dana agak besar. Nanti kita lihat perencanaan anggaran biayanya, yang jelas sangat besar. Makanya ini hampir sepenuhnya ditunjang dengan pendampingan Pemkot Pontianak cukup besar, Miliaran,” kata Amirullah tanpa merinci.
Tidak hanya itu, tambah Amirullah, persoalan drainase dan sampah di kawasan tersebut juga diperhatikan. Terlebih kawasan tersebut sebagian masuk dalam program Kota Baru dan pengembangan waterfront city.
Pihaknya juga akan membicarakan hingga pada komponen air bersih, pengelolaan sampah serta jalan lingkungan. “Itu akan menjadi perencanaan yang terintegrasi dalam peningkatan kawasan Masjid Jami dan sekitarnya,” jelas Amirullah.
Sedangkan untuk sampah-sampah di Sungai Kapuas yang sering masuk dari daerah lain, juga akan dibahas. Termasuk nantinya bagaimana cara mengangkut sampah dengan tidak hanya dari jalan darat.
“Dari akses sungai kita juga mencoba mendiskusikan dan merancang teknik dan cara akses dari sungai,” tutup Amirullah. (Nrt)