Harga Karet Anjlok, Ini Solusi yang Ditawarkan Dewan Sintang

  • Whatsapp
Ilustrasi.

LensaKalbar – Setakat ini, nafas para petani karet sudah Senin-Kamis. Lantaran harga jualnya yang kian anjlok, dari belasan ribu tergerus hingga bertahan di angka Rp5.000 hingga Rp.6000 per Kilogram. Berbanding terbalik dengan harga kebutuhan pokok yang terus melejit.

“Petani karet merasa kesusahan untuk menambah pendapatan per kapitanya,” kata Anggota DPRD Sintang, Kusnadi, Kamis (22/3).

Bacaan Lainnya

Untuk mengatasi persoalan ini, Kusnadi berharap, Pemerintah Kabupaten Sintang dapat memprioritaskan program hilirisasi, membangun pabrik karet, bekerja sama pihak ketiga.

“Kalau pabriknya sudah terbangun, otomatis kebutuhan terhadap karet akan meningkat. Sehingga berdampak signifikan terhadap kesejahteraan para petani karet di beberapa daerah di Kabupaten Sintang,” jelasnya.

Program hilirisasi untuk perkebunan karet ini, menurut Kusnadi, menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan para petani karet. Bukan justru membuat mereka beralih ke jenis produk lain, seperti padi atau sawit.

Dia mengingatkan, kontur tanah di Sintang maupun Kalbar pada umumnya berbeda dengan di Jawa. Tingkat keasaman tanah yang tinggi, membuat beberapa hasil pertanian tidak berkembang sesuai yang diharapkan.

“Kita belum memiliki teknologi canggih untuk menyiasati keasaman tanah yang cukup tinggi tersebut,” ucapnya.

Menjadikan hilirisasi sebagai program skala prioritas ke depannya, tambah dia, juga mesti dibarengi upaya untuk mendorong peningkatan produktivitas petani, misalnya melalui penyediaan penyuluh atau pendamping.

“Langkah itu penting demi mencapai kesejahteraan para petani karet kita. Makanya, Pemerintah Kabupaten Sintang perlu memprioritaskan program hilirisasi,” tutupnya. (Dex)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *