LensaKalbar – Merti Guna merupakan desa hasil pemekaran Desa Baning Kota, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang. Sebelum terbentuk pada 2008 atau sembilan tahun silam, daerah ini bernama Kampung Nenak Tembulan.
“Desa ini berkembang dengan pesat. Saya sudah beberapa kali ke sini,” kata Bupati Sintang, Jarot Winarno, ketika menghadiri Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9 Desa Merti Guna, di Halaman Kantor Desa Merti Guna, Sabtu (13/1).
Kehadiran Jarot ke Desa Merti Guna, di antaranya untuk berbagai kegiatan sosialiasasi, penancapan tiang pertama pembangunan Gereja HKBP.
“Undangan perkawinan pun Saya datang,” katanya.
Ia mengingatkan, Merti Guna dan desa lainnya di Kecamatan Sintang, seperti Lalang, Tertung, Munggu Banto, dan Tanjung Kelansam, merupakan pendukung Ibukota Kabupaten Sintang.
“Desa kita ini merupakan daerah urban baru, pemukiman baru. Lantaran lahannya masih tersedia, hutan masih ada. Demikian pula objek-objek wisatanya, masih bisa dikembangkan. Perumahan-perumahan akan terus tumbuh,” papar Jarot.
Untuk itu, Jarot meminta, segala potensi di Desa Merti Guna ditata dengan baik. Mengingat usianya yang terhitung masih muda, 9 tahun, desa ini akan menjadi incaran.
“Semua orang akan ke sini,” ucapnya.
Jarot mengingatkan, pembangunan Desa Merti Guna harus berkelanjutan, yakni menyeimbangkan antara pembangunan di bidang, ekonomi, sosial dan budaya, termasuk lingkungan hidup.
Dalam kesempatan tersebut, Jarot kembali mengingatkan 4 Pesan Presiden Jokowi, yakni Produk Unggulan Desa (Prudes), Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Embung dan Sarana Olahraga Desa (Sorga).
“Rumuskan Prudes. Kita bisa menjadi Desa Wisata kalau Danau Guci digarap. Potensi hortikultura juga harus di pikirkan. Karena lahan di sini masih luas, boleh menanam menanam cabai, kopi, semangka dan lainnya,” ucap Jarot.
BUMDes Merti Guna sudah berdiri, tinggal bagaimana mengaktifkan atau mengelolanya secara terus menerus. Sementara embung tidak perlu dibangun, kaerna sudah ada danau yang bisa menjadi sumber air.
“Untuk Sorga, bangunlah Lapangan Voli atau Sepakbola, agar masyarakat bisa berkumpul, saling bersilaturrahmi,” ujar Jarot.
Di tempat yang sama, Kepala Desa (Kades) Merti Guna, Yarminus mengatakan, sejak 1988 Nenak Tembulan termasuk Desa Baning Kota. Namun seiring berjalannya waktu, pada 2008 dibentuk menjadi desa tersendiri, Merti Guna.
“Proses pemekarannya ketika Camat Sintang dijabat Pak Sudirman. Saat ini menjabat sebagai Kepala Disperindagkop Sintang. Beliau juga hadir di sini saat ini. Terima kasih telah hadir Pak Sudirman. Atas pemikiran dan rumuman beliau ini, Dusun Nenak Tembulan bisa menjadi Desa Merti Guna,” papar Yarminus.
Kendati pembentukannya sempat diragukan berbagai pihak, setelah sembilan tahun, Desa Merti Guna masih eksis.
“Puji Tuhan Pak Bupati, sampai hari ini, Desa Merti Guna masih eksis Pak. Karena kami menggunakan asas keterbukaan dalam penggunaan anggaran, baik dalam perencanaan, maupun pelaksanaan, serta pertanggungjawabannya Pak. Tiga bulan sekali kami mengadakan Rembuk Desa,” ungkap Yarminus.
Tahun lalu, tambah dia, BUMDes Merti Guna berdiri. Untuk mengelola segala potensi seperti kopi, cabai dan lainnya.
“Danau kita ini nantinya akan dijadikan tempat wisata pemancingan. Sayangnya infrastruktur jalannya ke sini belum memadai,” kata Yarminus.
Terkait persoalan infrastruktur tersebut, Yarminus mengharapkan parhatian dan dukungan terus menerus dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sitnang.
“Agar infrastruktur di Desa Merti Guna bisa memadai,” katanya. (Dex)